Selasa 21 Feb 2023 23:59 WIB

Gubernur Jatim Koordinasikan Perbaikan Rumah Warga Korban Ledakan

33 rumah dan satu mushala rusak akibat ledakan bubuk mesiu di Blitar

Polisi melakukan olah TKP di pusat ledakan diduga bubuk mesiu bahan baku petasan di Desa Karangbendo Kecamatan Ponggok, Blitar, Jawa Timur, Senin (20/2/2023). Ledakan tersebut menyebabkan sebanyak 25 rumah warga rusak berat, 4 orang warga tewas di lokasi dan 11 orang luka-luka, hingga kini polisi masih melakukan penyidikan dengan menerjunkan Gegana Brimob Polri di lokasi.
Foto: Antara/Irfan Anshori
Polisi melakukan olah TKP di pusat ledakan diduga bubuk mesiu bahan baku petasan di Desa Karangbendo Kecamatan Ponggok, Blitar, Jawa Timur, Senin (20/2/2023). Ledakan tersebut menyebabkan sebanyak 25 rumah warga rusak berat, 4 orang warga tewas di lokasi dan 11 orang luka-luka, hingga kini polisi masih melakukan penyidikan dengan menerjunkan Gegana Brimob Polri di lokasi.

REPUBLIKA.CO.ID, BLITAR -- Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa melakukan koordinasi dengan Bupati Blitar dalam perbaikan rumah warga yang menjadi korban ledakan bubuk mesiu di Dusun Tegalrejo, Desa Karangbendo, Kecamatan Ponggok, Kabupaten Blitar.

Gubernur mengatakan kejadian ini adalah bencana sosial sehingga dirinya koordinasi supaya bisa memberikan intervensi terhadap rehabilitasi rumah terdampak.

"Untuk memberikan intervensi itu butuh payung hukum. Maka Ibu Bupati, tadi saya sampaikan supaya membuat SK tanggap darurat bencana sosial supaya bisa memberikan intervensi, ada payung hukumnya," kata dia, Selasa.

Ia menambahkan, bisa dilakukan sharing antara Pemerintah Provinsi Jatim an Pemerintah Kabupaten Blitar untuk membantu warga, sehingga memang dibutuhkan payung hukum bahwa ini SK dibuat terkait tanggap darurat bencana sosial sehingga menjadi payung hukum bagi proses intervensi korban terdampak.

Ia juga mengatakan proses sharing itu bisa secepatnya dilakukan setelah proses identifikasi selesai.

"Proses rehabilitasi dari yang terdampak bisa dilakukan. SK Bupati sudah, identifikasi sudah, ya bisa segera (dilakukan sharing rehabilitasi rumah terdampak.) karena tanggap darurat 14 hari, baru kemudian tahap rekonstruksi. Ini kategori rekonstruksi setelah 14 hari," kata dia.

Gubernur juga meminta kepada Bupati memberikan layanan kesehatan sepenuhnya untuk korban. Jika dirawat di rumah sakit di wilayah Blitar, maka coverage atau cakupan dengan APBD Kabupaten Blitar. Jika ada yang harus dirujuk ke Surabaya (RSUD Dr. Soetomo) atau RSUD Dr. Saiful Anwar Malang maka dalam cakupan APBD Provinsi Jatim.

Sementara itu, Kepala BPBD Kabupaten Blitar Ivong Bettryanto mengatakan kejadian ini memang bencana sosial sehingga pemerintah turut serta membantu.

"Ini bencana sosial, jadi bukan perbaikan dibantu begitu tapi memberikan stimulan warga yang terdampak. Jadi, tidak full semuanya kami bantu," kata dia.

Ia juga menambahkan, Gubernur juga akan mengupayakan untuk membantu korban sehingga dilakukan asesmen dan disampaikan seluruhnya ke Gubernur.

Hingga kini, terdapat 33 rumah yang rusak serta satu fasilitas umum berupa mushala. Dari jumlah bangunan rusak itu, 22 rusak ringan, delapan rusak sedang dan sisanya rusak berat.

Gubernur Jatim dengan Kapolda Jatim dan Panglima Komando Daerah Militer (Pangdam) V/Brawijaya meninjau lokasi ledakan di Kabupaten Blitar.

Gubernur sebelumnya juga memberikan bantuan paket bahan pokok serta sejumlah uang untuk korban. Rombongan kemudian meninjau titik awal ledakan di rumah Darman (65), yang kini rata dengan tanah. Hingga kini di lokasi ledakan itu juga masih terpasang garis polisi. 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement