REPUBLIKA.CO.ID, MANADO -- Sebanyak 28 kepala keluarga yang tinggal di Kulu dan Kola-Kola, Kelurahan Bebali, Kecamatan Siau Timur, Kabupaten Kepulauan Sitaro, Sulut, masih diungsikan pascaerupsi Gunung Karangetang. "Ya mereka masih menempati museum untuk tempat mengungsi," kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kepulauan Sitaro, Sonny Belseran di Manado, Selasa (21/2/2023).
Hingga kini, kata dia, aktivitas vulkanik Gunung Karangetang masih berlanjut, namun luncuran lava pijar masih relatif jauh dari permukiman warga. Karena itu dia berharap warga yang tinggal di beberapa lalu yang hulunya berasal dari puncak kawah Karangetang berhati-hati.
"Bila memang luncuran lava tersebut berpotensi mengancam permukiman penduduk, kami akan mengevakuasi ke daerah yang lebih aman," katanya.
Pemerintah kabupaten, kata dia, terus menyediakan logistik makanan kepada 28 kepala keluarga yang menempati gedung
museum tersebut. "Bantuan logistik dari berbagai pihak seperti perbankan hingga aparat keamanan masih berlangsung," ujarnya.
Sebelumnya, di Lindongan II Kelurahan Bebali (Kulu) ada sebanyak empat kepala keluarga yang diungsikan. Sementara di Lindongan III (Kola-Kola) lebih banyak yaitu 24 kepala keluarga.
Sebanyak 28 kepala keluarga yang diungsikan terdiri dari laki-laki (39 jiwa) dan perempuan (38 jiwa) atau sebanyak 77 jiwa yang terdiri dari balita (lima jiwa), anak-anak (tujuh jiwa), dewasa (45 jiwa) dan lansia (20 jiwa). Sementara warga yang mengungsi dan tinggal di rumah keluarga sebanyak 17 jiwa.