REPUBLIKA.CO.ID, MANADO -- Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Kementerian ESDM mencatat sebanyak 18 kali gempa embusan terjadi di Gunung Karangetang di Kepulauan Sitaro, Sulawesi Utara (Sulut). Gempa tersebut terjadi dari awal hingga pertengahan Maret 2024.
"Dari pengamatan instrumental, kegempaan selama periode 1-15 Maret 2024 terekam sebanyak 18 kali gempa embusan," kata Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Hendra Gunawan dalam laporan evaluasi yang dibagikan Ketua Pos PGA Karangetang Yudia P Tatipang dalam grup percakapan Info Gunung Api Sitaro di Manado, Senin (25/3/2024).
Selain itu, terekam juga sebanyak 11 kali gempa hybrid/fase banyak, satu kali gempa vulkanik dangkal, tujuh kali gempa vulkanik dalam, satu kali gempa tektonik lokal, dua kali gempa terasa pada skala satu MMI serta 51 kali gempa tektonik jauh. Secara visual, kata dia, gunung api aktif dengan ketinggian 1.784 meter di atas permukaan laut tersebut umumnya cuaca cerah hingga hujan. Gunung Api terkadang tertutup kabut, pada saat cerah teramati asap kawah putih dengan intensitas sedang hingga tebal dengan tinggi kolom asap maksimum mencapai 50 meter di atas puncak.
Angin bertiup lemah hingga kencang ke arah timur, tenggara, selatan, barat daya dan barat. Sementara kondisi kawah utara teramati asap kawah putih sedang hingga tebal, tinggi sekitar 50 meter di atas puncak, kondisi lainnya belum tampak.
"Kondisi visual tidak teramati adanya kejadian guguran atau erupsi efusif. Dari seismisitas jenis gempa permukaan seperti gempa embusan dan gempa hybrid/fase banyak mendominasi kegempaan. Kejadian ini merupakan kesetimbangan dari kubah lava di permukaan," kata dia.
Gunung Karangetang di Pulau Siau erupsi efusif pada Februari 2023 setelah rentetan peningkatan aktivitas vulkanik. PVMBG kemudian menaikkan statusnya menjadi siaga level tiga.