Kamis 16 Feb 2023 17:40 WIB

Pengamat: Kunjungan Dubes AS Buktikan PKS Bukan Lagi Partai Eksklusif

Benang merah Dubes AS dan Presides PKS bertemu, kepentingan yang sama kedua pihak.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Erik Purnama Putra
Dubes AS untuk RI Sung Yong- kim dengan Presiden PKS Ahmad Syaikhu dalam kunjungan di Markas PKS, Jalan TB Simatupang, Jakarta Selatan, Rabu (15/2/2023).
Foto: Republika/Fergi Nadira
Dubes AS untuk RI Sung Yong- kim dengan Presiden PKS Ahmad Syaikhu dalam kunjungan di Markas PKS, Jalan TB Simatupang, Jakarta Selatan, Rabu (15/2/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat Politik sekaligus CEO & Founder Voxpol Center Research and Consulting Pangi Syarwi Chaniago menilai, pertemuan antara pimpinan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dengan Duta Besar Amerika Serikat (Dubes AS) untuk Indonesia Sung Yong-Kim menandakan partai tersebut ingin membuka diri atau inklusif.

Pangi mengatakan, pertemuan tersebut juga menandakan PKS bukan lagi partai khusus untuk kelompok tertentu. "Ini menandakan PKS partai yang terbuka, bukan lagi partai yang eksklusif tapi inklusif," ujar Pangi melalui pesan singkatnya di Jakarta, Kamis (16/2/2023).

Pertemuan tersebut juga mematahkan anggapan PKS menutup diri dari pergaulan internasional. Pangi juga melihat, PKS kini partai yang membuka diri dengan kelompok mana pun dan negara mana pun ,sepanjang mendukung eksistensi agama Islam.

"Kita juga melihat misalnya dalam rekrut kader untuk maju menjadi caleg, banyak di Indonesia timur yang maju dari latar belakang non-Muslim, jadi PKS. Saya pikir ini bentuk partai yang moderen, yang bisa beradaptasi cepat dan menyesuaikan dengan kondisi dan peta politik berdasarkan demografi di daerah tersebut," kata Pangi.

Terkait pertemuan PKS-AS yang dinilai tidak biasa, mengingat politik PKS yang selama ini dinilai antikebijakan AS, Pangi menilai, benang merahnya adalah kepentingan yang sama kedua pihak. Menurut dia, PKS yang selama ini mendukung penguatan demokrasi di Indonesia sejalan dengan AS yang mengawal agenda demokratisasi Indonesia.

Dia mencontohkan, PKS konsisten menolak negara terjebak ke lingkungan iklim negara otoritarian dengan tidak adanya tokoh pimpinan PKS yang mendukung isu penundaan pemilu dan jabatan tiga periode sebagai presiden. Selain itu, PKS juga konsisten mengawal agenda pemberantasan korupsi dan reformasi sejalan dengan agenda AS.

"Jadi saya pikir AS dan PKS sama kepentingannya, titik persamaan kepentingannya adalah bagaimana pemilu di Indonesia berjalan dengan pemilu yang berkualitas, mendukung dan mengawal Indonesia agar tak tergelincir menjadi negara otoritarian, kekuasaan tanpa batas, jadi saya merasa wajar Duta Besar AS berkunjung ke PKS," ujar Pangi.

Kantor DPP PKS mendapat kunjungan Duta Besar Amerika Serikat (Dubes AS) untuk Indonesia Sung Yong-kim pada Rabu (15/2/2023). Dubes Sung mengatakan, kunjungannya ke PKS untuk menegaskan komitmen Pemerintahan AS dalam mengedepankan demokrasi dan Hak Asasi Manusia (HAM).

Sung mengatakan, ia melakukan diskusi terbuka mengenai sejumlah hal yang berkaitan dalam memperdalam hubungan AS dan Indonesia. "Dalam diskusi tadi dengan Presiden PKS Ahmad Syaikhu, kami membicarakan tentang bagaimana cara kedua negara memperdalam hubungan kita untuk menjawab tantangan-tantangan permasalahan global yang ada di dunia," kata Sung.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement