Kamis 16 Feb 2023 12:22 WIB

Dubes AS ke Markas PKS, Pengamat: Dukung Anies Baswedan

Dedi menilai, Kedubes AS perlu meyakinkan PKS untuk menetapkan Anies sebagai capres.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Erik Purnama Putra
Dubes AS untuk RI Sung Yong- kim dengan Presiden PKS Ahmad Syaikhu dalam kunjungan di Markas PKS, Jalan TB Simatupang, Jakarta Selatan, Rabu (15/2/2023).
Foto: Republika/Fergi Nadira
Dubes AS untuk RI Sung Yong- kim dengan Presiden PKS Ahmad Syaikhu dalam kunjungan di Markas PKS, Jalan TB Simatupang, Jakarta Selatan, Rabu (15/2/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO), Dedi Kurnia Syah menyatakan, kunjungan Duta Besar Amerika Serikat (Dubes AS) untuk Indonesia, Sung Yong-kim ke kantor DPP Partai Keadilan Sejahtera (PKS) di Jalan TB Simatupang, Jakarta Selatan, Rabu (15/2/2023) sore WIB, pasti membahas politik.

Dedi menilai, kedatangan Dubes AS untuk meyakinkan petinggi PKS agar mendukung calon presiden (capres) Anies Rasyid Baswedan. Hal itu karena politik PKS yang selama ini dikenal jauh dengan kebijakan Pemerintah AS. Sehingga jika merujuk latar belakang kedua organisasi maka kecil kemungkinan pertemuan tersebut terlaksana.

Dedy menganggap, menjadi relevan jika pertemuan Dubes Sung dengan Presiden PKS Ahmad Syaikhu dan jajaran terkait pencalonan Anies. Hal itu lantaran PKS adalah satu dari tiga partai selain Nasdem dan Demokrat yang mendukung Anies.

Baca: Anies Utang Rp 50 Miliar, Ketua Bawaslu: Itu Pelanggaran Pidana!

"Umum diketahui jika Anies sejauh ini dekat dengan Amerika, selain latar pendidikan, juga pergaulan global Anies, sehingga Amerika bisa saja punya kepentingan untuk yakinkan PKS jika Anies sosok yang tepat untuk diusung," ujar Dedi melalui pesan singkatnya kepada Republika.co.id di Jakarta, Kamis (16/2/2023).

Dedi mengatakan, Kedubes AS perlu meyakinkan PKS untuk menetapkan Anies sebagai capres. Meskipun PKS telah menegaskan dukungannya terhadap gubernur DKI periode 2017-2022 tersebut, sayangnya hingga kini, PKS belum juga menggelar deklarasi secara resmi.

Menurut Dedi, bisa saja, kedua masalah itu dibahas dalam pertemuan antara Dubes Sung dan Presiden PKS Syaikhu. "Ada dua hal mungkin terjadi, pertama, wacana mengusung Anies Baswedan yang tidak kunjung terdeklarasi," katanya.

Baca: Sudah Sholat Istikharah, Sandiaga Enggan Bahas Lagi Utang Anies

Dedy mengatakan, sosok Anies menarik, karena mengelaborasi latar belakang yang dekat dengan politik AS. Di sisi lain, Anies juga dikenal dekat dengan kelompok Islam, setelah maju dalam Pilgub DKI Jakarta 2017.

"Satu sisi ia dikenal dekat dengan kelompok Islam politik, hal ini yang membuat PKS merasa satu gerakan dengan Anies, tetapi sisi lain, Anies juga tokoh egaliter kaum plural, dan ini yang menjembatani Anies dekat dengan politik Amerika," ujar Dedi.

Dia menyebutkan, pendekatan AS bisa jadi upaya mendorong pemimpin Indonesia selanjutnya lebih dekat dengan politik AS. "Apalagi sejak Presiden Jokowi memimpin Indonesia cenderung dekat ke China, rival ekonomi politik Amerika," ucap Dedi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement