REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indikator Politik Indonesia merilis hasil survei terkait elektabilitas bakal calon presiden yang disebut berpotensi berkontestasi di pemilihan presiden (Pilpres) 2024. Berdasarkan simulasi semi terbuka terhadap 10 nama, elektabilitas Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo berada di posisi teratas dengan 31,5 persen.
Kedua ada bakal calon presiden dari Partai Nasdem, Anies Baswedan dengan elektabilitas sebesar 24,4 persen. Selanjutnya ada Ketua Umum Partai Gerindra sekaligus Menteri Pertahanan Prabowo Subianto dengan 21,4 persen.
Setelah ketiganya ada Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil (6,7 persen), Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono 2,0 persen, dan Menteri BUMN Erick Thohir (1,6 persen). Kemudian, Ketua DPR Puan Maharani (1,6 persen), Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno (1,3 persen), Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto (0,7 persen), dan Wakil Ketua DPR Abdul Muhaimin (0,5 persen).
"Sementara sekitar 8,2 persen belum menunjukkan pilihan," ujar Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi dalam konferensi pers daringnya, Rabu (4/1/2023).
Selanjutnya dalam simulasi tiga nama, nama Ganjar berada teratas dengan elektabilitas sebesar 35,8 persen. Selanjutnya ada Anies (28,3 persen) dan Prabowo (26,7 persen).
Ia menjelaskan, elektabilitas Ganjar dan Prabowo mengalami peningkatan ketimbang hasil survei pada November 2022. Sedangkan elektabilitas Anies justru mengalami penurunan ketimbang hasil survei sebelumnya.
Hal ini disebabkan oleh meningkatnya kepuasan publik terhadap kinerja Presiden Joko Widodo (Jokowi). Menurutnya, ada pola yang berkaitan antara kepuasan publik terhadap Jokowi dengan elektabilitas Ganjar, Prabowo, dan Anies.
"Ketika approval Presiden naik di bulan Desember, itu yang meningkat elektabilitasnya yang meningkat itu Ganjar dan Prabowo, yang turun elektabilitasnya Anies, tapi ketika elektabilitas meningkat itu terjadi ketika approval Presiden turun," ujar Burhanuddin.
Indikator Politik Indonesia melakukan survei pada 1 sampai 6 Desember 2022, dengan jumlah responden sebanyak 1.220 orang. Populasi survei adalah warga negara Indonesia yang tersebar di 34 provinsi yang telah memiliki hak pilih.
Responden terpilih diwawancara secara tatap muka. Survei dilakukan dengan metode multistage random sampling dengan toleransi kesalahan atau margin of error sebesar 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.