Senin 02 Jan 2023 19:32 WIB

Wacana Bergabungnya PKB di Tengah Isu Santer PKS akan Tinggalkan Koalisi Perubahan

Nasdem menilai, keinginan PKB bergabung dipicu elektabilitas Anies yang terus naik.

Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar menerima nomor urut 1 pada acara pengundian dan penetapan nomor urut partai politik peserta Pemilu 2024 di Kantor KPU, Jakarta, Rabu (14/12/2022).  PKB belakangan diisukan akan bergabung ke Koalisi Perubahan yang mengusung Anies Baswedan sebagai bakal calon presiden. (ilustrasi).
Foto: Republika/Prayogi
Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar menerima nomor urut 1 pada acara pengundian dan penetapan nomor urut partai politik peserta Pemilu 2024 di Kantor KPU, Jakarta, Rabu (14/12/2022). PKB belakangan diisukan akan bergabung ke Koalisi Perubahan yang mengusung Anies Baswedan sebagai bakal calon presiden. (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Nawir Arsyad Akbar, Amri Amrullah

Belakangan beredar isu bahwa, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) akan bergabung dengan barisan koalisi pendukung Anies Baswedan sebagai bakal calon presiden (capres) 2024. Merespons isu ini, Ketua DPP Partai Nasdem, Willy Aditya menilai wajar jika PKB mulai melirik koalisi Nasdem, PKS dan Demokrat, mengingat hadirnya Anies Baswedan yang telah dideklarasikan sebagai bakal capres.

Baca Juga

"Pepatah mengtakan oleh orang-orang tua kita, cenderung mata ke yang cantik, condong selera ke yang lezat, cenderung posisi akan menang. Tentu teman-teman PKB melihat tanda-tanda alam itu, itu yang kemudian menjadi satu hal yang tak terelakkan kalau kita lihat tren kenaikan Mas Anies itu sangat signifikan," ujar Willy di ruangannya, Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (2/1/2022).

"Itu yang kemudian menjadi sebuah tanda-tanda alam, bagaimana perubahan itu semakin membesar. Kalau saya melihat dalam proses politik ada negosiasi dan dialog, wheel of sacrifice-nya itu masing-masing partai," sambungnya.

 

Menurut Willy, pembicaraan terkait calon wakil presiden Anies juga akan semakin terbuka dengan bergabungnya partai yang dipimpin oleh Abdul Muhaimin Iskandar itu. Tentu akan ada pembicaraan lebih lanjut mengenai pemilihan presiden (Pilpres) 2024, jika PKB benar bergabung.

"Pemilu itu kan bukan hompimpa antara elite partai, tapi ini based on suara rakyat, dan itu yang menjadi variabel kita dalam menentukan pilihan. Itu kan variabel-variabel yang kualitatif dan disusun menjadi harus dikonfirmasi menjadi satu hal yang kuantitatif," ujar Willy.

Rencana Koalisi Perubahan antara Partai Nasdem, Partai Demokrat, dan PKS disebutnya bukanlah kerja sama politik yang eksklusif. Semua komunikasi masih terbuka, termasuk peluang bergabungnya PKB.

 

"Tentu akan membuat gerakan gelombang perubahannya semakin besar (jika PKB bergabung), resonansinya akan semakin lebih kuat. Ya semoga tahun baru ini ada hal-hal yang semakin spektakuler-lah," ujar Willy.

Terpisah, Wakil Sekretaris Jenderal PKB Syaiful Huda mengatakan, bahwa peluang partainya bergabung dengan Partai Nasdem hanyalah pandangan dari seorang kader. Diketahui, wacana tersebut sebelumnya dilontarkan oleh Wakil Ketua Umum PKB Jazilul Fawaid.

"Itu kan pandangan-pandangan pribadi kader pengurus gitu, karena secara organisasi sampai hari ini Ketua Umum belum pernah memerintahkan apa pun. Belum pernah ada (komunikasi dengan Partai Nasdem) dan tidak pernah ada rapat yang terkait dengan koalisi," ujar Huda.

PKB pun sudah meneken kerja sama yang diresmikan lewat piagam deklarasi dengan Partai Gerindra pada Agustus 2022. Hingga saat ini, kedua partai solid dan berkomitmen melanjutkan kerja sama politik tersebut hingga Pilpres 2024.

 

"Secara kelembagaan kita tetap komit terkait dengan piagam kerja sama yang sudah ditandatangani ini," ujar ketua Komisi X DPR itu.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement