Kamis 10 Nov 2022 18:09 WIB

Kasus Kematian Covid-19 Meningkat 232 Sepekan Terakhir

Peningkatan kematian covid seiring kenaikan jumlah kasus hingga dua kali lipat.

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Indira Rezkisari
Warga berdiri di dekat mural Covid-19 di kawasan Bidara Cina, Jakarta. Pada Kamis (10/11/2022), tercatat kematian pada sepekan terakhir berjumlah 232 kematian. Naik dibandingkan pekan-pekan sebelumnya yang berkisar antara 70-160 kematian.
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Warga berdiri di dekat mural Covid-19 di kawasan Bidara Cina, Jakarta. Pada Kamis (10/11/2022), tercatat kematian pada sepekan terakhir berjumlah 232 kematian. Naik dibandingkan pekan-pekan sebelumnya yang berkisar antara 70-160 kematian.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Satuan Tugas Penanganan Covid-19 menyoroti peningkatan jumlah kasus kematian karena Covid-19 pada sepekan terakhir, yakni sebanyak 232. Jumlah kasus kematian ini meningkat jika dibandingkan pekan-pekan sebelumnya yang berkisar antara 70-160 kasus.

"Perlu perhatian pada jumlah kematian pada seminggu terakhir yaitu sebanyak 232 kematian dibandingkan minggu-minggu sebelumnya yang berkisar antara 70-160 kematian,” kata Juru Bicara Pemerintah Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito saat konferensi pers yang disiarkan melalui kanal Youtube Sekretariat Presiden, Kamis (10/11/2022).

Baca Juga

Peningkatan kasus kematian ini seiring dengan penambahan jumlah kasus positif yang mengalami kenaikan hingga dua kali lipat dalam enam minggu terakhir. Indonesia pun memiliki 30 ribu kasus positif tambahan pada seminggu terakhir ini.

Wiku menyebut, Jawa Tengah menjadi provinsi yang menyumbangkan kasus kematian tertinggi akibat Covid-19, yakni sebanyak 63 kasus. Karena itu, Wiku mengingatkan pemerintah pusat dan pemerintah daerah agar menindaklanjuti tren peningkatan kasus yang terjadi dalam enam pekan terakhir ini.

“Perlu diingat bahwa adanya tren peningkatan dalam 6 minggu terakhir ini perlu ditangani lebih lanjut baik oleh pemerintah pusat maupun daerah utamanya di tingkat provinsi,” ujarnya.

Wiku menjelaskan, peningkatan kasus ini dipicu oleh kembalinya aktivitas sosial ekonomi namun dengan tingkat protokol kesehatan yang rendah. Selain itu, berdasarkan data mobilitas penduduk, kenaikan mobilitas hingga 29 persen terjadi di tempat rekreasi, berbelanja, dan juga perkantoran.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement