Kamis 13 Oct 2022 17:09 WIB

Agama Jadi Faktor Keterpilihan dalam Pilpres dan Pileg 2024? Ini Penjelasan Saiful Mujani 

Agama menjadi salah satu faktor penting keterpilihan dalam Pemilu 2024.

Rep: Amri Amrullah / Red: Nashih Nashrullah
Warga memasukan surat suara ke kotak suara dalam Pemilu. (Ilustrasi). Agama menjadi salah satu faktor penting keterpilihan dalam Pemilu 2024
Foto: Republika/Raisan Al Farisi
Warga memasukan surat suara ke kotak suara dalam Pemilu. (Ilustrasi). Agama menjadi salah satu faktor penting keterpilihan dalam Pemilu 2024

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Analis Politik sekaligus pendiri Saiful Mujani Research and Consulting, Saiful Mujani mengatakan posisi agama ikut menentukan pemilih dalam pemilihan presiden (pilpres) dan pemilihan legislatif (pileg) mendatang. 

Saiful menilai sudah menjadi semacam keyakinan umum di masyarakat agama begitu penting mempengaruhi perilaku politik warga.

Baca Juga

"Bahkan, ada yang menganggap agama adalah yang terpenting dari semua faktor yang bisa mempengaruhi perilaku warga dalam pemilihan umum," kata dia, dalam kesimpulan studi yang bertajuk ”Agama Penting bagi Pemilih di Pilpres?” Kamis, (13/10/2022).

Saiful merujuk hasil observasinya dua tahun terakhir (2021–2022), di mana SMRC memiliki serangkaian hasil survei nasional yang digabungkan sehingga memiliki sample yang sangat besar, 8319. 

Dari data ini, menunjukkan dalam pemilihan presiden, ada perbedaan signifikan secara statistik antara perilaku politik pemilih Islam dan non-Islam.

Saiful menjelaskan, perbedaan yang signifikan secara statistik artinya adanya perbedaan itu penting atau riil ada di masyarakat. Proporsi warga yang beragama Islam sekitar 87,5 persen dan yang beragama selain Islam sekitar 12,5 persen.

"Data survei SMRC dua tahun terakhir menunjukkan orang Islam cenderung memilih Anies Baswedan dibanding pemilih non-Muslim. Ada 24 persen dari total pemilih Muslim yang mendukung Anies Baswedan, sementara yang non-Muslim hanya 17 persen," paparnya.

“Perbedaan 24 dan 17 persen itu sangat signifikan, tidak bisa diabaikan,” jelas Saiful menambahkan

Hal yang sama terjadi pada Prabowo Subianto. Dia menguraikan, setidaknya ada 33 persen pemilih Muslim yang memilih Prabowo Subianto dan yang non-Muslim 23 persen. Sementara pada Ganjar Pranowo, selisih proporsi pemilih Muslim dan non-Muslim yang mendukungnya kecil bahkan ada kecenderungan proporsi pemilih non-Muslim lebih besar dibanding yang Muslim.

"Ini menunjukkan bahwa kecenderungan mengakomodasi pemilih dari kalangan minoritas lebih besar pada Ganjar Pranowo," sebutnya.

Baca juga: Dihadapkan 2 Pilihan Agama Besar, Mualaf Anita Yuanita Lebih Memilih Islam

Berdasarkan data ini, Saiful juga menyimpulkan bahwa agama penting dalam pemilihan presiden. Jika calonnya hanya Anies, Ganjar, dan Prabowo, pemilih non-Islam cenderung pada Ganjar.

Ada 32 persen pemilih non-Muslim yang mendukung Ganjar, Prabowo 23 persen, dan Anies 17 persen. “Di kelompok non-Muslim, pemilih Anies hanya separuh dari pemilih Ganjar,” kata Saiful.   

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement