REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Peran para duta dan kader digital desa sangat krusial dalam mengimplementasikan konsep Desa Cerdas. Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) menggandeng Bank Dunia untuk meningkatkan kapasitas para duta dan kader digital yang menjadi fasilitator pengembangan Desa Cerdas di seluruh Indonesia.
Kepala Badan Pengembangan Informasi Desa Kemendes PDTT, Ivanovich Agusta mengatakan, upaya meningkatkan para duta dan kader digital ini dilakukan dengan memperbanyak forum pelatihan peningkatan kapasitas para fasilitator Desa Cerdas. Para duta dan kader digital ini dijaring dari berbagai elemen, baik dari kalangan ASN lintas kementerian, elemen perguruan tinggi, hingga aktivis lembaga swadaya masyarakat.
"Kita terus melakukan peningkatan kapasitas para fasilitator yang akan melakukan bimbingan teknis bagi duta dan kader digital di berbagai desa di Indonesia," ujar Ivanovich dalam keterangannya, Rabu (5/10/2022).
Menurutnya, salah satu kendala terbesar dalam penggunaan teknologi informasi di level pedesaan adalah minimnya sumber daya manusia yang mampu mengelola berbagai layanan berbasis teknologi informasi. Untuk itu, kata dia, dibutuhkan duta dan kader digital desa yang memastikan penggunaan teknologi informasi sesuai dengan kebutuhan masing-masing desa.
Ivanovich menyebut, Desa Cerdas merupakan salah satu program Kemendes PDTT untuk merespons kian masifnya penggunaan teknologi informasi berbasis internet di Indonesia. Diharapkan adanya Desa Cerdas ini mampu meningkatkan kualitas belanja pembangunan desa melalui peningkatan akuntabilitas sosial maupun pemberdayaan masyarakat.
"Selain itu dengan Desa Cerdas diharapkan terjadi peningkatan kualitas hidup masyarakat melalui pemanfaatan teknologi informasi di berbagai aspek kehidupan desa," katanya.
Saat ini, lanjut Ivanovich, peningkatan kapasitas para fasilitator Desa Cerdas ini telah memasuki fase kedua. Kegiatan ini diikuti oleh 223 orang duta digital dan 1.115 orang kader digital. Sedang untuk fase 3 akan dilaksanakan bimbingan teknis kepada sekitar 330 orang duta digital dan 1.650 orang kader digital.
"Adapun peserta kegiatan ini dari berbagai elemen antara lain perwakilan UKE I di lingkungan Kemendesa PDTT, Kemendagri, Kemenko PMK, 78 Dinas PMD Lokus Desa Cerdas, 11 PTN dan PTS, 78 Koordinator Kabupaten P3MD, dan 6 NGO," katanya.
Mendes PDTT Abdul Halim Iskandar mengatakan, penggunaan teknologi informasi berbasis internet sangat dibutuhkan dalam upaya mempercepat capaian pembangunan desa berbasis SDGs Desa. Menurutnya, dengan penggunaan teknologi informasi berbasis internet ini, perencanaan pembangunan desa berbasis data mikro akan lebih mudah dilakukan.
"Penggunaan teknologi informasi ini juga akan memudahkan proses pembangunan, mulai perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, hingga evaluasi pembangunan. Di sinilah letak penting pengembangan Desa Cerdas bagi pembangunan Indonesia yang berkelanjutan, termasuk untuk percepatan pencapaian tujuan-tujuan SDGs Desa," katanya.
Mendes Halim juga berharap keberadaan Desa Cerdas akan membantu peningkatan inovasi pengembangan potensi dan peluang lokal. Dengan Desa Cerdas maka upaya untuk memasarkan berbagai produk unggulan desa akan lebih mudah dilakukan.
"Program ini diharapkan dapat menciptakan solusi lokal yang inovatif untuk meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat desa, dengan mengembangkan potensi lokal, dan memanfaatkan peluang yang dimiliki desa," ujar dia.