Kamis 01 Sep 2022 19:39 WIB

Pimpin Perempuan Demokrat, Puteri Wapres Tawarkan Visi Berdaya di Era Digital

Siti Nur Azizah Ma'ruf resmi memimpin Dewan Pimpinan Pusat Perempuan Demokrat.

Putri Wakil Presiden (Wapres) Siti Nur Azizah Ma
Foto: istimewa
Putri Wakil Presiden (Wapres) Siti Nur Azizah Ma

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Putri Wakil Presiden (Wapres) Siti Nur Azizah Ma'ruf resmi memimpin Dewan Pimpinan Pusat Perempuan Demokrat Republik Indonesia (DPP PDRI) untuk masa bakti atau periode 2022-2027 usai terpilih secara aklamasi dalam dalam Kongres II PDRI. Kongres yang diselenggarakan di Hotel Grand Sahid Jaya Jakarta tersebut diikuti perwakilan dari 30 provinsi pada Minggu 28 Agustus 2022.

Dalam sambutannya Azizah mengucapkan banyak terima kasih kepada semua peserta kongres II PDRI yang telah memberikan mandat kepadanya untuk memimpin PDRI meneruskan ketua umum terdahulu Titiek Budhisantoso.

Baca Juga

"Sebenarnya untuk sampai pada posisi hari ini, bukanlah hal mudah bagi saya. Saya sempat menolak berkali-kali," ucap penulis buku Towards Halal yang baru saja dipublikasikan oleh Penerbit Mizan tersebut.

Secara merendah ia berpendapat bahwa Partai Demokrat masih memiliki banyak perempuan tangguh yang lebih mumpuni dan senior. Namun, takdir berkata lain bahwa dirinya dipercaya menjadi Ketua Umum PDRI. Pada akhirnya Azizah pun harus menerima kenyataan tersebut.

"Saat ini saya berada pada posisi yang tidak bisa mengelak lagi. Sebagai kader partai, saya harus selalu siap dan tegak lurus terhadap kepentingan partai, mungkin inilah jalan pengabdian baru bagi saya dalam lapangan politik," jelasnya.

Azizah mengaku dirinya tidak ingin mengecewakan besarnya dukungan dan kepercayaan yang telah diberikan untuk memimpin PDRI. Ia menyebut, akan merumuskan gagasan dalam slogan-slogan yang sederhana dan mudah dimengerti. Sebab dengan slogan yang sederhana akan lebih mudah diterima masyarakat bawah. Azizah akhirnya membawa gagasan bagi perempuan demokrat dalam visi “Berdaya di Era Digital”. Berdaya sendiri dimaknainya sebagai (ber)ani, berbe(da), dan berja(ya). 

“Bila perempuan berani mengaktualisasikan diri dan mampu membangun pembeda (deferensiasi), maka saya yakin dia akan berjaya. Berjayanya perempuan Demokrat akan berdampak serius terhadap berjayanya Partai Demokrat,” ungkap pengajar Fakultas Hukum Universitas Negeri Surabaya (Unesa) ini. 

Azizah juga mengajak seluruh perempuan di Indonesia untuk bergabung dalam barisan PDRI dan memenangkan Partai Demokrat dalam pemilu mendatang. Melalui PDRI, partai besutan SBY ini akan memberikan ruang cukup bagi partisipasi perempuan dalam politik untuk memperjuangkan nasib kaumnya.

"Perempuan jangan hanya di belakang lelaki, tetapi harus sejajar atau di sampingnya. Bongkar kebiasaan lama secara berani, lalu bangun negeri ini kembali secara berbeda dengan memajukan perempuan, agar Indonesia bisa lebih berjaya di masa depan”, ungkapnya.

Perempuan yang juga menjabat sebagai wasekjen Partai Demokrat ini meyakini bahwa datangnya era teknologi digital 4.0 justru membuka kesempatan perempuan saat ini untuk lebih berdaya dalam berbagai peran sosial, ekonomi, dan politik. Ia sendiri mencanangkan program PDRI Digital sebagai sarana merajut cita-cita tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement