REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Anggota Komisi III DPR, Nasir Djamil, mengatakan upaya mitigasi 'gempa dan tsunami' kasus Irjen Ferdy Sambo (FS), telah dilakukan dengan baik oleh Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo. Kasus FS harus dijadikan titik tolak untuk “cuci gudang” dan membubarkan satgas-satgas di Polri yang tidak mendukung upaya mewujudkan Presisi-nya Kapolri.
Dikatakannya, kasus yang bermula dari polisi tembak polisi ternyata membuat gempar jagat Indonesia. Kasus yang melibat mantan Kadiv Propam Irjen Pol FS membuat Institusi Polri kini sdg menghadapi ujian yang berat dan nyata. "Ibarat mengalami gempa dan tsunami. Titik gempanya ada di Mabes Polri," kata Nasir, Ahad (14/8/2022).
Menurutnya, upaya mitigas “gempa dan tsunami” telah dilakukan dengan baik oleh Kapolri. Arahan dan perintah Presiden Jokowi agar kasus itu dibuat terang benderang telah dilaksanakan oleh Kapolri dan jajarannya. “Upaya mitigas agar kepercayaan publik kepada polri tidak “terjun bebas” sejauh ini telah dijalankan dengan transparan dan berkeadilan oleh Kapolri Jendera Sigit”, ujar anggota DPR dari daerah pemilihan Aceh ini.
Dari kasus FS tersebut, menurut Sigit, harus menjadi perhatian serius bagi Presiden Jokowi untuk terus membenahi institusi Polri, terutama soal posisi-posisi strategis di Polri, mulai dari markas besar hingga ke wilayah. “Kematangan dan integritas harus menjadi prasyarat bagi perwira tinggi yang menduduki jabatan strategis. Polarisasi harus disudahi dengan cara membangun kekompakan di tubuh polri” tambah politisi PKS tersebut.
Kasus FS harus dijadikan titik tolak untuk “cuci gudang” dan membubarkan satgas-satgas di Polri yang tidak mendukung upaya mewujudkan presisi-nya Kapolri.