Selasa 26 Jul 2022 17:13 WIB

Pemerintah Harap Akselerasi Booster Capai 70 Persen Populasi

Hingga hari ini, capaian dosis booster berkisar 26,38 persen atau 54,9 juta dosis.

Pemerintah berharap kebijakan akselerasi vaksinasi dosis penguat atau booster di Indonesia bisa menembus 70 persen populasi sasaran.
Foto: ANTARA/Nyoman Hendra Wibowo
Pemerintah berharap kebijakan akselerasi vaksinasi dosis penguat atau booster di Indonesia bisa menembus 70 persen populasi sasaran.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah berharap kebijakan akselerasi vaksinasi dosis penguat atau booster di Indonesia bisa menembus 70 persen populasi sasaran. Berdasarkan Dashboard Vaksinasi Covid-19 Kemenkes RI pada Selasa (26/7/2022) hari ini, capaian dosis booster berkisar 26,38 persen atau setara 54,9 juta dosis.

Sementara itu, capaian dosis dua 81,57 persen atau setara 169,8 juta dosis dan dosis satu 97,12 persen atau setara 202 juta dosis dari target sasaran 208 juta jiwa penduduk Indonesia. "Saya lihat di seluruh dunia, tidak ada negara yang bisa mencapai (target vaksinasi) 100 persen. Jadi saya jujur, gak mungkin tercapai, yang penting di atas 70 persen sudah baik," kata Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin usai peluncuran Platform SatuSehat di Jakarta, Selasa (26/7/2022).

Baca Juga

Sebanyak 205 juta jiwa penduduk Indonesia telah menerima vaksin Covid-19 berupa dosis lengkap primer hingga booster selama 15 bulan terakhir. Total suntikan yang diberikan mencapai 410 juta dosis.

"Paling yang harus kita tingkatkan itu booster, dan makanya kami mengedukasi masyarakat supaya bisa (memperoleh perlindungan yang lebih baik)," ujarnya.

Menurut Budi, perlindungan vaksin booster dapat mencegah keparahan sakit saat terinfeksi SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 sehingga tidak perlu menjalani perawatan intensif di rumah sakit. Vaksin booster, kata Budi, menjadi perlindungan yang penting di samping kepatuhan pada protokol kesehatan, menyusul temuan varian baru di tengah masyarakat seperti subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 yang kini mendominasi di Indonesia.

Selain itu, muncul tiga kasus subvarian Omicron BA.2.75 yang dialami sejumlah pelaku perjalanan di dalam negeri. "Kami identifikasi ada tiga pasien BA.2.75, satu di Bali yang dialami seorang turis dan dua di Jakarta. Penularan bersifat lokal," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement