Jumat 24 Jun 2022 17:49 WIB

Gubes Unair: Jadi Cawapres, Erick Thohir Bisa Jadi Penentu Kemenangan Siapa Pun Capresnya

Erick Thohir layak dijuluki 'kuda hitam' dalam Pilpres 2024.

Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir dinilai layak disebut kuda hitam dalam Pilpres 2024.
Foto: Tangkapan layar
Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir dinilai layak disebut kuda hitam dalam Pilpres 2024.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Guru Besar Universitas Airlangga (Unair) Prof Hotman Siahaan menilai sosok Menteri BUMN RI Erick Thohir mampu mendongkrak elektabilitas pasangan di Pemilihan Presiden (pilpres) 2024 mendatang. Sebab menurut dia, siapa pun rekan duetnya, elektabilitas Erick Thohir mampu menopang suara untuk pasangannya.

“Yang jelas, siapapun pasangannya nanti, Erick Thohir tetap punya kontribusi elektabilitas,” tutur Prof Hotman, Jumat (24/6/2022).

Prof Hotman juga setuju jika Erick dijuluki "kuda hitam" dalam Pilpres 2024. Sebab, sebagai figur baru di perpolitikan Indonesia, mantan presiden Inter Milan itu mampu menunjukan tren kenaikan elektabilitas yang positif.

“Bisa saja disebut sebagai kuda hitam karena sebagai pendatang baru, beliau langsung melejit popularitas dan elektabilitasnya terutama di Jawa Timur,” ucap Hotman.

Pernyataan Hotman tersebut mengacu pada survei terbaru khusus wilayah Jatim yang dirilis oleh Poltracking Indonesia. Pada temuan Poltracking, elektabilitas Erick Thohir sebagai cawapres berhasil melesat menjadi yang teratas.

Orang nomor satu di Kementerian BUMN ini bertengger di posisi pertama dengan menorehkan elektabilitas sebesar 14.2% dalam simulasi 15 nama cawapres. Selain itu, Erick Thohir juga memberikan dampak ketika disimulasikan berpasangan.

Pada simulasi pertama, pasangan Ganjar Pranowo – Erick Thohir memperoleh angka elektabilitas sebesar 38.1%. Sedangkan, ketika Ganjar dipasangkan dengan kandidat lain terjadi penurunan elektabilitas sekitar 7.3%. Di simulasi ke dua, pasangan Pabowo Subianto - Erick Thohir menorehkan elektabilitas sebesar 20.4%. Sedangkan dengan pasangan lain, terjadi penurunan elektabilitas 0.7%.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement