Selasa 26 Apr 2022 22:26 WIB

Tren Penurunan Kepuasan Publik Terhadap Jokowi di Beberapa Survei

Isu perpanjangan jabatan presiden hingga krisis minyak goreng disebut jadi penyebab.

Presiden Joko Widodo (tengah) didampingi Ibu Negara Iriana Joko Widodo (kanan) berbincang dengan sejumlah pedagang makanan saat kunjungan kerja ke Pasar Modern Angso Duo di Jambi, Kamis (7/4/2022). Tingkat kepuasan publik terhadap Jokowi belakangan mengalami tren penurunan berdasarkan beberapa hasil survei. (ilustrasi)
Foto: ANTARA/Wahdi Septiawan
Presiden Joko Widodo (tengah) didampingi Ibu Negara Iriana Joko Widodo (kanan) berbincang dengan sejumlah pedagang makanan saat kunjungan kerja ke Pasar Modern Angso Duo di Jambi, Kamis (7/4/2022). Tingkat kepuasan publik terhadap Jokowi belakangan mengalami tren penurunan berdasarkan beberapa hasil survei. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Febrianto Adi Saputro

Indikator Politik Indonesia pada Selasa (26/4/2022) merilis hasil survei terbaru terkait kepuasan publik terhadap kinerja Presiden Joko Widodo (Jokowi). Ada kemorosotan tingkat kepuasan publik terhadap kinerja Jokowi.

Baca Juga

Publik yang menyatakan cukup puas dan puas terhadap kinerja Presiden Jokowi berada di angka 59,9 persen. "Yang puas atau sangat puas kalau kita total 59,9 persen, yang kurang puas 38,6 persen. Jadi lebih banyak yang puas," kata Burhanuddin secara daring, Selasa.

Namun demikian, Burhanuddin menerangkan, jika dilihat dari trennya, kepuasan terhadap Presiden Jokowi mengalami penurunan jika dibanding pada Januari 2022 lalu.

"Jadi kalau kita cek, waktu kita survei di awal Januari 2022, saat itu masyarakat yang puas itu 75,3 persen," ucapnya.

Ia menambahkan, sepanjang pihaknya melakukan survei sejak Januari 2015 lalu, kepuasan tertinggi pemerintahan ada di angka 75,3 persen yakni di Januari 2022 tersebut. Hal tersebut terjadi karena saat itu belum terjadi inflasi.

"Saat itu inflasi belum terjadi. Minyak goreng masih relatif bisa dipenuhi. Dan jangan lupa masyarakat saat itu happy dengan kinerja pemerintahan menangani kasus pandemi, varian Delta. Jadi coba cek di situ ada kenaikan 13 poin di bulan Juli ya sampai November, approval rating," tuturnya. 

Survei Indikator dilakukan terhadap 1.220 responden pada 14-19 April 2022. Survei dilakukan dengan wawancara tatap muka langsung menggunakan metode multistage random sampling

Hasil survei Indikator Politik sejalan dengan survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC). Pada akhir Maret lalu, SMRC merilis penurunan tingkat kepuasan publik terhadap Jokowi selama tiga bulan terakhir.

 

"Ada sedikit penurunan dibanding tiga bulan sebelumnya pada Fesember 2021 yang mencapai 71,7 persen," kata Direktur Riset SMRC, Deni Irvani, Rabu (30/3/2022).

Dalam survei terbaru SMRC pada Maret 2022, diketahui 14,8 responden sangat puas dengan kinerja Jokowi. Sedangkan 49,9 persen lainnya cukup puas. Sehingga 64,7 persen mayoritas publik puas dengan kinerja Jokowi.

Sementara itu 26,3 persen lainnya mengatakan kurang puas dengan kinerja Jokowi. Lalu 6 persen lainnya menyatakan tidak puas sama sekali. Sehingga total 32,3 persen publik kurang/tidak puas dengan kinerja Jokowi.

"Kepuasan terhadap kinerja Presiden Jokowi berhubungan dengan evaluasi atas kondisi ekonomi, politik, keamanan, dan penegakan hukum. Ada kecenderungan mereka yang menilai positif keadaan ekonomi, politik, keamanan dan penegakan hukum juga memberi apresiasi pada kinerja presiden. Demikian sebaliknya," ungkap Deni. 

Survei SMRC digelar melalui wawancara secara tatap muka pada 13 - 20 Maret 2022 terhadap 1.220 responden yang dipilih secara acak dengan metode multistage random samplingMargin of error survei dengan ukuran sampel tersebut diperkirakan sebesar ± 3,12 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen. 

Sebelumnya, kepuasan terhadap kinerja Presiden Jokowi juga diketahui menurun secara signifikan. Hal itu berdasarkan berdasarkan hasil survei terbaru yang dilakukan Indonesia Political Opinion (IPO).

Direktur Eksekutif IPO, Dedi Kurnia Syah mengatakan hanya 6 persen responden yang sangat puas dengan kinerja Presiden Jokowi. Sementara yang puas dengan kinerja Presiden Jokowi sebesar 43 persen. 

"Terjadi penurunan dari periode Februari mencapai 69 persen, lalu saat ini persepsi kepuasan publik hanya di angka 49 persen," kata Dedi kepada Republika, Senin (28/3/2022).

Dedi mengatakan, faktor menurunnya kepuasan publik terhadap kinerja Presiden Jokowi tersebut paling mungkin disebabkan akibat tidak terkontrolnya kebutuhan dasar publik, termasuk minyak goreng. Sebab ia mengatakan situasi itu paling dirasakan dalam periode survei kali ini.

"Mungkin ada imbas soal wacana pembatalan Pemilu dan masa perpanjangan masa jabatan Presiden, tetapi itu tidak signifikan berpengaruh," ujarnya.

Untuk diketahui, survei IPO dilakukan pada 11-17 Maret 2022. Sebanyak 1.220 reponden dilibatkan dalam survei tersebut yang diambil secara acak. 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement