REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Universitas Indonesia melalui Usaha Indonesia Medikal (UI Medikal) dan Asosiasi Produk Kesehatan Indonesia (Asproksi) melakukan nota kesepahaman kerjasama pemasaran Jarum Suntik Low Dead Space atau LDS. Jarum Suntik LDS ini diklaim memiliki keunggulan pada rancangan katupnya, sehingga memiliki banyak keunggulan.
"Dapat menghemat penggunaan vaksin hingga 20 persen. Harganya tidak mahal bila dibandingkan dengan jarum suntik biasa. Lebih banyak jumlah masyarakat yang akan divaksin. Dapat digunakan untuk pengobatan yang lain, dan dapat mengurangi limbah medis," kata Dokter Budiman dari UI Medikal, Selasa (15/3/2022).
"Salah satu penghematannya. jika satu botol bisa digunakan untuk 10 suntikan, maka dengan jarum LDS bisa mencapai 12 suntikan," kata dia menambahkan.
Jarum Suntik LDS ini, kata dia, sudah mendapatkan rekomendasi dari WHO, Pfizer, dan Astra Zeneca. Kebutuhan akan Jarum Suntik LDS di masa pandemi Covid-19 ini sangat besar secara global.
"Seluruh dunia sangat membutuhkan jarum suntik ini. Rencana ke depannya akan ada transfer teknologi dari Shina Corp ke Universitas Indonesia untuk pembuatan jarum suntik LDS di Indonesia," kata dia menambahkan.
Sekjen Asproksi Dr Fazhra Fawwaz Al Firman bangga pihaknya bisa bekerjasama dengan UI Medikal. "Ke depannya tidak hanya jarum suntik, namun ada kerjasama lainnya serta pengembangan alat-alat kesehatan lainnya," ucap dia.
Jarum Suntik LDS ini diproduksi oleh Shina Corporation yang didirikan di Korea Selatan pafa tahun 1987. Mereka memproduksi dan mengekspor jarum suntik sekali pakai dan karum suntik Insulin Unibody (jenis terintegrasi) ke seluruh dunia. Berdasarkan keterampilan teknis dan pengetahuan yang terakumulasi selama lebih dari 30 tahun, produk yang menjadi unggulan saat ini adalah Jarum Suntik LDS.
"Kita sudah siapkan 1,5 juta jarum dan masih ada enam juta jarum siap diberangkatkan dari Korea," ungkap Tedy Leslie Kim, Presiden Direktur PT Langit Pandu Anugerah selaku distributor.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
