REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Majelis Penasehat Partai Pelita, Din Syamsuddin, mengungkapkan, sejumlah jenderal purnawirawan TNI akan bergabung ke dalam Partai Politik. Dirinya enggan mengungkapkan siapa jenderal purnawirawan yang ia maksud.
"Belum bisa disebut nama. Tapi, Alhamdulillah sahabat-sahabat baik saya dari berbagai kalangan memberikan dukungannya minimal doa dan restu. Ada yang mengatakan nanti saya mendukung dari luar, dari belakang, dan ada yang insya Allah akan masuk," kata Din di Slipi, Jakarta, Senin (28/2).
Din diketahui memiliki hubungan dekat dengan Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo. Keduanya tergabung dalam Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI). Saat ditanya apakah jenderal purnawirawan yang dimaksud adalah Gatot, dirinya belum mau memberikan bocoran.
"Ya nanti pada waktunya Insya Allah kalau Partai Pelita mendapat dukungan rakyat, dan dapat ikut serta mencalonkan presiden, kita akan saring dari putra-putri terbaik bangsa. Yang sudah muncul sekarang ini di survei-survei, why not, kenapa tidak ya," ujarnya.
Selain purnawirawan TNI, sejumlah tokoh organisasi kemasyarakatan juga akan bergabung. Tidak hanya itu, Din menyebut, sejumlah kiyai juga menyampaikan ketertarikannya untuk bergabung ke Partai Pelita.
"Alhamdulillah kita mendapatkan respons yang positif sangat positif dari seluruh Tanah Air," ungkapnya.
Mantan ketua umum PP Muhammadiyah itu menyebut, usai deklarasi, partainya akan menghadapi sejumlah tantangan. Partai Pelita akan fokus dulu pada verifikasi faktual yang diselenggarakan Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI.
"Tersisa waktu kurang dari dua tahun, hanya waktu lima bulan maka Partai Pelita enggak usah dulu terlibat di dalam kontroversi penundaan pemilu, atau pun kemajuannya karena ada juga ide kenapa nggak dimajukan 2022 ini. Yang penting kalau ditanya wartawan, bukan menggurui, kapanpun kami siap," tegasnya.
Din Syamsuddin mendeklarasikan Partai Pelita, Senin (28/2) di Gedung Joang. Beni Pramula dipercaya menjabat sebagai Ketua Umum Partai Pelita.