Rabu 03 Sep 2025 19:41 WIB

Din Syamsuddin Sebut Ada Pihak Ingin Gulingkan Presiden Prabowo

Din juga mendorong Prabowo mengganti menterinya yang memiliki loyalitas ganda.

Rep: Fuji Eka Permana/ Red: Erik Purnama Putra
Profesor Din Syamsuddin dalam acara bincang-bincang bersama tokoh dan cendekiawan Muslim di Jakarta Selatan, Rabu (3/9/2025)
Foto: Republika.co.id/. Fuji Eka Permana
Profesor Din Syamsuddin dalam acara bincang-bincang bersama tokoh dan cendekiawan Muslim di Jakarta Selatan, Rabu (3/9/2025)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Demonstrasi dan perusakan yang terjadi belakangan ini diduga sebagai rekayasa politik oleh pihak tertentu yang ingin menjatuhkan Presiden Prabowo Subianto. Hal tersebut disampaikan inisiator Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) Prof Din Syamsuddin dalam acara bincang-bincang bersama tokoh-tokoh Muslim dan cendekiawan di Jakarta Selatan, Rabu (3/9/2025).

"Ini adalah sebuah permainan politik, rekayasa politik dari pihak atau pihak-pihak yang ingin menjatuhkan Presiden Prabowo Subianto," kata Din kepada Republika.co.id di lokasi acara, Rabu sore WIB.

Baca Juga

Menurut Din, rekayasa politik yang menyebabkan perusakan fasilitas umum tersebut,  mungkin dilakukan untuk kepentingan politik mereka yang mau menggantikan Presiden Prabowo untuk memegang kekuasaan. Mungkin, sambung dia, mereka juga didukung orang-orang yang merasa terganggu dan dirugikan, karena dinyatakan sebagai koruptor.

Semua itu, menurut Din, ada isyarat-isyaratnya dari media. Karena itu, ia mengingatkan rakyat, umat Islam, mahasiswa dan pemuda agar menahan diri dan terjebak dalam permainan pihak lain, tetapi harus tetap kritis terhadap presiden.

Din juga menyarankan agar Presiden Prabowo segera mengambil sikap tegas dan cepat untuk mengatasi keadaan gawat tersebut. "Ini (pendapat) saya pribadi, bukan atas nama semua (menyarankan agar presiden) menggantikan para pembantunya yang selama ini ditengarai menampilkan loyalitas ganda, baik pada presiden dan juga kepada presiden sebelumnya," ujar Din.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement