REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jalan Sukarno atau Sukarno Caddesi di Ankara sudah diresmikan. Hal itu dapat dilihat dalam unggahan di akun Instagram KBRI Ankara @indonesiankara. Jalan Sukarno menggantikan Jalan Belanda atau Hollanda Caddesi.
"Sebuah kebanggaan, setelah mulai membangun persaudaraan sejak abad ke-15 dan membangun hubungan diplomatik sejak 71 tahun lalu, akhirnya satu nama jalan berbau Indonesia lahir di Turki," demikian penjelasan akun tersebut.
"Nama Hollanda Caddesi (Jalan Belanda) diganti dengan nama Bapak Bangsa Indonesia Sukarno Caddesi (Jalan Sukarno). Tepat di depan gedung baru KBRI Ankara dan tepat menjelang kepindahan gedung baru," begitu penjelasan KBRI di Ankara, Turki.
KBRI di Ankara pun mengucapkan terima kasih kepada Pemerintah Turki, yang memberi nama Jalan Sukarno. KBRI menganggap hal itu sebagai sebuah kehormatan bagi bangsa Indonesia. "Semoga hubungan kedua negara bersaudara, Indonesia dan Turki, semakin erat pada masa-masa mendatang," kata penjelasan KBRI Ankara.
Duta Besar Republik Indonesia untuk Turki Lalu Muhamad Iqbal tidak merespons pertanyaan yang diajukan Republika terkait imbal balik nama Jalan Mustafa Kemal Ataturk di Jakarta. Republika juga mendapat informasi jika nama Jalan Ataturk akan dipasang di kawasan Kuningan, dekat Kedubes Turki di Jakarta, bukan di Menteng.
Hanya, Iqbal tidak menjawab pertanyaan yang diajukan, termasuk surat yang dikirim Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI yang meminta jalan diganti nama Ankara, bukan tokoh kontroversial di mata masyarakat Indonesia.
Badan Musyawarah Masyarakat (Bamus) Betawi mengusulkan Kesultanan Turki Utsmaniyah (Ottoman Empire) sebagai nama alternatif untuk menggantikan rencana Mustafa Kemal Ataturk sebagai salah satu nama jalan di Menteng, Provinsi DKI Jakarta.
Baca juga : Reuni PA 212 di Monas, Wagub: Masih Pandemi, Tentu tak Bisa
Sebelumnya, Ketua Umum Bamus Betawi Abraham Lunggana alias Haji Lulung mengatakan, Jalan Turki Utsmani bisa menjadi pilihan karena memiliki sejarah bagi peradaban dunia, khususnya Islam, daripada Ataturk dari nama Mustafa Kemal Pasha yang tokohnya kontroversial.
"Saya kira, mengapa tidak Turki Utsmani saja? Kan banyak juga nama tempat atau daerah jadi nama jalan di Jakarta. Sebagai simbol peradaban Islam terakhir di dunia, penamaan Turki Utsmani akan menjadi doa dan inspirasi bagi generasi ke depan," kata Haji Lulung di Jakarta, Kamis (21/10).
View this post on Instagram