Selasa 14 Sep 2021 22:33 WIB

Jokowi Minta Universitas Kembangkan Talenta Mahasiswa

Presiden Jokowi berharap kampus tidak membebani mahasiswa dengan banyak prodi

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
 Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta perguruan tinggi agar memfasilitasi mahasiswa untuk mengembangkan talentanya. Selain itu, ia juga ingin agar universitas mampu mengubah pola-pola pembelajaran yang lama agar dapat mengantisipasi perubahan dunia yang terus terjadi.
Foto: Rusman Biro Pers Sekretariat Presiden
Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta perguruan tinggi agar memfasilitasi mahasiswa untuk mengembangkan talentanya. Selain itu, ia juga ingin agar universitas mampu mengubah pola-pola pembelajaran yang lama agar dapat mengantisipasi perubahan dunia yang terus terjadi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta perguruan tinggi agar memfasilitasi mahasiswa untuk mengembangkan talentanya. Selain itu, ia juga ingin agar universitas mampu mengubah pola-pola pembelajaran yang lama agar dapat mengantisipasi perubahan dunia yang terus terjadi.

Perubahan ini diperlukan mengingat adanya revolusi industri industri 4.0, disrupsi teknologi, dan pandemi yang mempercepat gelombang besar perubahan dunia serta menyebabkan tingkat ketidakpastian global menjadi tinggi. Hal ini disampaikan Jokowi dalam Pertemuan Majelis Rektor Perguruan Tinggi Negeri Indonesia di Auditorium Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret, Kota Surakarta pada Senin (13/9) kemarin.

“Jangan mahasiswa itu dipagari oleh terlalu banyak program-program studi di fakultas. Fasilitasi mahasiswa sebesar-besarnya untuk mengembangkan talentanya yang belum tentu sesuai dengan pilihan program studi, jurusan, maupun fakultas. Karena kita ingat, pilihan studi jurusan, dan fakultas tidak selalu berdasarkan pada talenta. Dan ketidakcocokan itu kadang-kadang terasa saat kuliah,” kata Jokowi dalam sambutannya yang baru diunggah di kanal Youtube Sekretariat Presiden pada Selasa (14/9).

Jokowi menilai, karir mahasiswa setelah lulus dari bangku perkuliahan bisa berbeda dari ilmu yang dipelajarinya. Ia pun mencontohkan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin yang juga memiliki karir berbeda dari pendidikannya.

“Seorang Insinyur Teknik Fisika Nuklir, kemudian menjadi Bankir. Tapi nyatanya juga bisa melesat sampai menduduki tangga paling puncak (sebagai) Direktur Utama Bank Mandiri. Melompat lagi jadi Menteri Kesehatan,” kata dia.

Lebih lanjut, Jokowi mengatakan perubahan dunia yang sangat cepat saat ini harus diantisipasi bersama. Karena itu, mahasiswa harus memahami banyak hal untuk mengatasi perubahan yang terjadi.

"Mahasiswa harus paham semuanya, paham matematika, paham statistika, paham ilmu komputer, paham bahasa. Dan bahasa itu bukan bahasa Inggris saja, tapi juga bahasa coding," ujarnya.

Menurut Jokowi, perguruan tinggi perlu memfasilitasi mata kuliah pilihan sesuai talenta mahasiswanya. Sehingga seorang mahasiswa tidak perlu pindah program studi, jurusan, dan fakultas.

“Tapi berilah kesempatan untuk mengambil kuliah sesuai talentanya. Ini yang harus kita fasilitasi. Perbanyak mata kuliah pilihan, baik di dalam kampus maupun di luar kampus,” ucap dia.

Selain itu, ia juga meminta agar mahasiswa mendapatkan kemerdekaan untuk belajar, baik belajar kepada praktisi, industry, dll. “Karena sebagian besar nanti akan menjadi praktisi. Itulah esensi Merdeka Belajar, di mana mahasiswa merdeka untuk belajar. Dan kampus juga memperoleh kemerdekaan untuk berinovasi,” ujar Presiden.

Sementara itu, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim mengatakan, para rektor harus terus memberikan dukungan untuk mendorong transformasi pendidikan perguruan tinggi.

“Merdeka Belajar Kampus Merdeka bukan perubahan yang kecil, ini perubahan yang besar. Dengan harapan bisa mengejar ketertinggalan dan bahkan lompat melampaui negara-negara maju,” ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement