Jumat 10 Sep 2021 09:49 WIB

Siswa se-Indonesia Diajak Taati Prokes Selama PTM

Siswa diharapkan taat protokol kesehatan agar kasus Covid-19 tak meningkat

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: A.Syalaby Ichsan
Siswa taat prokes, Siswa mengikuti pembelajaran tatap muka terbatas (PTMT) di SDN 1 Kampungdalem, Tulungagung, Jawa Timur, Kamis (9/9/2021). Pembelajaran tatap muka terbatas yang diikuti maksimal 50 persen siswa itu diberlakukan di seluruh jenjang pendidikan setempat, mulai tingkat SD, SMP dan SMA daerah itu seiring penurunan status pandemi dari zona merah ke zona oranye, atau dari PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyaerakat) level 4 menjadi PPKM level 3.
Foto: ANTARA/Destyan Sujarwoko/aww.
Siswa taat prokes, Siswa mengikuti pembelajaran tatap muka terbatas (PTMT) di SDN 1 Kampungdalem, Tulungagung, Jawa Timur, Kamis (9/9/2021). Pembelajaran tatap muka terbatas yang diikuti maksimal 50 persen siswa itu diberlakukan di seluruh jenjang pendidikan setempat, mulai tingkat SD, SMP dan SMA daerah itu seiring penurunan status pandemi dari zona merah ke zona oranye, atau dari PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyaerakat) level 4 menjadi PPKM level 3.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Forum Anak Nasional (FAN) mendukung pembelajaran tatap muka (PTM) yang mulai berlangsung di berbagai sekolah di Indonesia. FAN mengajak siswa di seluruh Indonesia tetap patuh menerapkan protokol kesehatan (prokes) selama PTM.

“Kami senang jika pembelajaran tatap muka dapat berlangsung kembali. Dengan pembelajaran tatap muka saat ini meskipun masih terbatas, membuat semangat belajar kami semakin meningkat," kata Ketua Pengurus FAN Nasional, Muhammad Aqsha Dewantoro dalam keterangan pers, Kamis (9/9).

 

Aqsha yang juga siswa SMAN 4 Kendari mengungkapkan selama pembelajaran online, mereka menghadapi berbagai kesulitan. Diantaranya jaringan internet yang kadang bermasalah, kemampuan menyerap pelajaran yang menurun, kesempatan bermain dengan sesama siswa sekolah menjadi sulit.

 

Oleh karena itu, Aqsha mengharapkan seluruh siswa dapat melaksanakan protokol kesehatan selama di sekolah agar kasus Covid-19 tidak meningkat setelah pembelajaran tatap muka berlangsung. Protokol kesehatan itu adalah rajin mencuci tangan, memakai masker, menjaga jarak, tidak makan di sekolah, tidak kumpul-kumpul dengan teman sekolah, dan tidak saling meminjamkan barang/peralatan sekolah.   

 

“Kami tidak ingin sekolah menjadi klaster baru akibat berlangsungnya pembelajaran tatap muka. Kita jaga Prokes ya, teman-teman,” ungkap Aqsha. 

 

Baca juga : Moderna Kembangkan Vaksin Booster Kombinasi Covid-19 dan Flu

 

Lebih lanjut, Aqsha mengatakan pembelajaran online yang berlangsung lebih satu tahun juga menantang anak-anak Indonesia untuk tetap kreatif meski di rumah. 

 

“Pandemi tidak menjadi penghalang untuk tetap beraktivitas  justru pandemi ini bisa dimanfaatkan menjadi sesuatu yang lebih positif, seperti bermain bersama keluarga, membaca buku,” katanya. 

 

Diketahui, FAN adalah organisasi anak di bawah pembinaan Pemerintah melalui Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA), bertujuan untuk menjembatani komunikasi dan interaksi antara pemerintah dengan anak-anak di seluruh Indonesia dalam rangka pemenuhan hak partisipasi anak. Saat ini FAN sudah tersebar mulai  jenjang desa/kelurahan, kecamatan, kabupaten/kota, hingga provinsi. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement