Jumat 06 Aug 2021 15:58 WIB

Anak Telantar Akibat Pandemi Covid-19 di Yogya Meningkat

Sekitar 150 anak yang sudah terdata selama dua pekan ini.

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Agus raharjo
Anak telantar. Ilustrasi
Foto: Reuters
Anak telantar. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta menyebut anak telantar akibat Covid-19 meningkat. Terutama pada Juni dan Juli saat sudah terdeteksinya varian delta di Provinsi DIY.

Walaupun begitu, Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kota Yogyakarta, Edy Muhammad menyebut, belum dapat memastikan berapa data anak yang telantar akibat Covid-19. Sebagian besar anak telantar ini, dikarenakan orang tuanya yang harus menjalani isolasi akibat terpapar Covid-19.

Selain itu, Edy juga menyebut, ada anak telantar karena salah satu orang tuanya yang meninggal akibat Covid-19. Namun, untuk data sendiri pihaknya juga belum dapat memastikan.

Pasalnya, saat ini pengumpulan data masih terus dilakukan. Edy menuturkan, untuk pendataan di Kota Yogyakarta sendiri dilakukan Satgas Penanganan Covid-19 dan Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta.

"Sedang dipilah (data) oleh dinkes, kami minta juga data balita dan anak di bawah 18 tahun yang terkena Covid-19 serta orang tua yang meninggal karena Covid-19, juga ibu hamil yang terpapar dan meninggal. Kita akan masuk lebih detail, sehingga tidak hanya jumlah tapi juga by name by address," kata Edy saat dikonfirmasi wartawan, Jumat (6/8).

Terkait dengan penanganan anak telantar ini, pihaknya berkoordinasi dengan Perlindungan Anak Terpadu Berbasis Masyarakat (PATBM) di masing-masing wilayah. PATBM ini sudah terbentuk di 45 kelurahan yang ada di Kota Yogyakarta.

Melalui PATBM ini, penanganan anak telantar akan disarankan ke keluarga sebagai orang terdekat. Sebab, menurut Edy, perkembangan psikologi anak akan lebih terjaga jika di lingkungan keluarga.

"Kalau ada anak yang telantar karena Covid-19, bisa karena ortunya yang terkena (isolasi) atau sampai meninggal, untuk penanganan yang paling dekat adalah keluarga," ujarnya.

Ia juga meminta agar masyarakat berperan aktif untuk dapat memberikan perlindungan sementara bagi anak telantar akibat Covid-19 ini. Meskipun begitu, perlindungan dari pemerintah juga disiapkan.

"Kalau sudah masuk kurang mampu, maka masuk dalam program-program pemerintah. Kalau kami menyarankan sebisa mungkin ke family-nya dulu sebelum masuk ke penampungan dan segala macam," jelas Edy.

Sembari mengumpulkan data, pihaknya akan membahas terkait penanganan anak telantar ini dengan Pemerintah Daerah (Pemda) DIY. Sehingga, kebijakannya nanti akan diputuskan di tingkat provinsi. "Akan dibahas bersama DIY, kita punya konsen bersama dan akan dirumuskan (kebijakan) di tingkat provinsi. Kita bahas sampai ke adanya bantuan, tapi ini baru koordinasi sifatnya," kata Edy.

Sebelumnya, Pemda DIY sudah menemukan setidaknya 150 anak yang menjadi yatim piatu akibat orang tuanya yang meninggal dunia karena terpapar Covid-19. Kepala DP3AP2 DIY, Erlina Hidayati Sumardi mengatakan, pendataan pun masih terus berjalan.

Sehingga, data dimungkinkan masih terus bertambah. DP3AP2 DIY juga bekerja sama dengan lembaga lain untuk mengumpulkan data anak yang kehilangan orang tua karena Covid-19.

"Data yang masuk by name by address sudah 110 orang, sambil kami kroscek 40 anak lain. Sekitar 150 anak yang sudah terdata selama dua pekan ini. Kami yakin ini akan terus bertambah banyak karena info dari lembaga lain juga masuk ke kami," kata Erlina saat dikonfirmasi Republika.co.id.

Data-data yang masuk ke DP3AP2 DIY mulai dari satgas penanganan Covid-19 di masing-masing kabupaten/kota, KPAI hingga lembaga lain seperti Muhammadiyah. Bahkan, kata Erlina, sekolah-sekolah secara mandiri juga mengumpulkan data.

Erlina menuturkan, pembukaan posko juga dilakukan untuk menerima data-data terkait anak yang kehilangan orang tua akibat Covid-19. Bagi data yang sudah terkumpul, langsung ditindaklanjuti dengan menerjunkan secara langsung petugas dari DP3AP2 DIY.

"Langsung dijangkau satgas kami, pemetaanya apakah dibutuhkan bantuan segera atau tidak. Misalnya sembako dan vitamin, tergantung kondisi di lapangan," ujarnya.

Selain itu, juga sudah diusulkan anggaran untuk membantu mencukupi hak-hak anak tersebut. Dana keistimewaan (danais) dimungkinkan dialokasikan untuk mencukupi hak-hak anak.

"Saya optimistis (danais bisa dialokasikan), kemarin juga kami sudah mengusulkan danais ini. Nanti kami cek apakah usulan kami sudah disetujui apa belum, harapan kami dari danais bisa membantu," jelasnya.

Alokasi anggaran untuk anak yatim piatu ini juga diusulkan dalam bentuk bantuan spesifik ke tim anggaran Pemda DIY. Usulan sudah diberikan pada pekan kemarin dan diharapkan dari APBD DIY juga dapat dialokasikan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement