Selasa 23 Aug 2022 18:32 WIB

Hari Ini Bertambah 4.858 Kasus Konfirmasi Covid-19

Kasus aktif turun 300 sehingga totalnya 48.503 orang yang menjalani perawatan

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Ilham Tirta
Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin
Foto: ANTARA/ADITYA PRADANA PUTRA
Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kasus konfirmasi Covid-19 di tanah air kembali melesat. Berdasarkan data Satuan Tugas Penanganan Covid-19, terdapat penambahan 4.858 kasus baru Covid-19 pada Selasa (23/8/2022). Total kasus konfirmasi sejak awal pandemi mencapai 6.323.715.

Untuk kasus sembuh bertambah 5.134 sehingga totalnya 6.117.792. Sedangkan kasus meninggal bertambah 24 menjadi 157.420. Secara keseluruhan, kasus aktif turun 300 sehingga totalnya 48.503.

Baca Juga

Berdasarkan data sebaran per daerah, provinsi paling banyak melaporkan kasus Corona adalah DKI Jakarta sebanyak 1.470 kasus. Disusul Jawa Barat 1.275 kasus dan Banten 681 kasus.

Menteri Kesehatan (Menkes), Budi Gunadi Sadikin mengatakan, Indonesia termasuk salah satu dari sedikit negara di dunia yang mampu mengatasi gelombang Covid-19 subvarian BA.4 dan BA.5 dengan baik.

“Untuk yang gelombang ini, Indonesia menjadi satu negara, dari segelintir negara, dari beberapa negara, dari sedikit negara di dunia yang sudah berhasil melampaui gelombang BA.4 (dan) BA.5 dengan sangat baik,” ujar Menkes dalam Konferensi Pers, Selasa (23/8/2022).

Menurut Menkes, keberhasilan ini disebabkan tingginya level imunitas masyarakat karena vaksinasi yang gencar dilakukan serta tingkat infeksinya yang tinggi saat gelombang Omicron melanda. "Kombinasi antara vaksinasi di bulan November, Desember, Januari, dan infeksi di bulan Februari dan Maret, itu membuat di bulan Juni, Juli, Agustus, kadar antibodi masyarakat Indonesia itu tinggi sekali. Sehingga boleh dibilang, pada saat BA.4 (dan) BA.5 masuk, kita tidak terganggu sama sekali kasusnya,” ujarnya.

Hasil sero survei yang dilakukan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) bekerja sama dengan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI) pada Juli 2022 menunjukkan masyarakat Indonesia memiliki titer antibodi yang tinggi. “Desember (2021) hanya 88 persen dari masyarakat yang memiliki antibodi, sekarang naik ke 98,5 persen. Level antibodinya yang tadinya cuma sekitar 400-an unit per mililiter, sekarang naik lebih dari 2.000 unit per mililiter. Akibatnya, terbukti populasi masyarakat Indonesia sudah sangat terlindungi dari level antibodinya,” jelas Menkes.

Meski demikian, Budi mengatakan tingginya kasus konfirmasi harian di berbagai negara lain akan mengakibatkan terjadinya mutasi dan munculnya varian baru yang diperkirakan terjadi pada awal tahun 2023. Budi pun mengimbau masyarakat waspada terkait munculnya varian baru tersebut salah satunya dengan menjaga level imunitas.

“Ujiannya adalah enam bulan lagi, sekitar bulan Januari, Februari, Maret 2023. Kalau kita benar-benar bisa melampaui itu, sama seperti sekarang, Indonesia adalah, menjadi, mungkin a selected few negara yang bisa menangani pandemi ini 12 bulan berturut-turut,” ujarnya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement