Meski nampak indah, Verbena brasiliensis bisa menimbulkan ancaman ekologis untuk lingkungan Semeru. Abel mencontohkan fenomena serupa seperti Salvinia molesta (kiambang atau kayapu) yang sempat menutupi permukaan danau Ranupani. Ada pula serangan akasia berduri di Taman Nasional Baluran.
Untuk bisa mencapai Oro-oro Ombo, pendaki harus melewati tanjakan cinta dari Ranu Kumbolo. Namanya memang terbilang 'mesra', tapi tanjakan ini sangat menyiksa dan menguras energi. Penamaan 'cinta' pada rute ini ditunjukkan agar pendaki bisa lebih semangat.
Gunung Semeru sempat mengalami kebakaran di beberapa titik pada September 2019. Pengelola pun terpaksa menutup pendakian sebagai langkah memulihkan ekosistem di lokasi. Jadwal penutupan ini diperpanjang setelah pandemi Covid-19 menerpa Indonesia sekitar Maret 2020.
Balai Besar Taman Nasional Bromo, Tengger dan Semeru (BB TNBTS) kembali membuka pendakian Gunung Semeru pada 1 Oktober 2020. Pengumuman ini diinformasikan melalui surat edaran yang ditandatangani Kepala BB TNBTS, John Kennedie pada 21 September 2020. Namun pembukaan ini tidak berlangsung lama setelah aktivitas Semeru dilaporkan mulai meningkat pada akhir November lalu.
Pada akhir tahun, BB TNBTS secara resmi menutup pendakian Gunung Semeru sampai Maret 2021. Hal ini tertera dalam surat pengumuman nomor PG.15/T.8/BIDTEK/BIDTEK.1/KSA/12/2020 tentang penutupan total pendakian Semeru.