Sabtu 20 Apr 2024 09:40 WIB

Dua Meninggal Akibat Terdampak Banjir Lahar Dingin Semeru

Korban meninggal adalah warga Desa Klopo Sawit yang hanyut.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Indira Rezkisari
Warga mengamati kondisi Jembatan Mujur II yang rusak di Lumajang, Jawa Timur, Jumat (19/4/2024). Jembatan penghubung Desa Kloposawit dan Desa Tumpeng tersebut putus akibat diterang banjir lahar hujan Gunung Semeru pada Kamis (18/4).
Foto: ANTARA FOTO/Irfan Sumanjaya
Warga mengamati kondisi Jembatan Mujur II yang rusak di Lumajang, Jawa Timur, Jumat (19/4/2024). Jembatan penghubung Desa Kloposawit dan Desa Tumpeng tersebut putus akibat diterang banjir lahar hujan Gunung Semeru pada Kamis (18/4).

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Timur, Gatot Soebroto mengungkapkan, banjir lahar dingin Gunung Semeru yang menerjang sejumlah wilayah di Kabupaten Lumajang berdampak terhadap 495 KK. Selain itu, terdapat sepasang suami istri yang meninggal setelah dinyatakan hanyut saat melintasi jembatan.

"Kejadian ini mengakibatkan 495 KK terdampak dan dua orang meninggal dunia. Yakni warga Desa Klopo Sawit yang hanyut saat melintasi jembatan yang tiba-tiba terputus akibat terseret air," kata Gatot, Sabtu (20/4/2024).

Baca Juga

Gatot menjelaskan, banjir lahar dingin Gunung Semeru memang telah membuat sejumlah jembatan di mengalami kerusakan. Di antaranya Jembatan Mujur II Desa Klopo Sawit, Kecamatan Candipuro, Jembatan Sumbersuko, Jembatan Gondoruso,  Jembatan Joho, dan beberapa fasilitas umum lainnya.

Gatot mengaku telah menerjunkan Tim Reaksi Cepat Penanggulangan Bencana (TRC PB) ke Kabupaten Lumajang untuk membantu percepatan penanganan banjir di sana. TRC PB juga bertugas melakukan asesmen di sejumlah lokasi terdampak.

Gatot memastikan, pihaknya juga telah meninjau langsung dan mengirimkan bantuan logistik bagi masyarakat terdampak maupun untuk kebutuhan dapur umum Tagana.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement