REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini kembali mengunjungi beberapa kawasan di Jawa Timur, pada akhir pekan ini. Kali ini di Mojokerto, kawasan eks lokalisasi Balong Cangkring, Kelurahan Pulorejo, Kecamatan Prajurit Kulon, Kota Mojokerto yang sudah terlihat sepi, sejak lokalisasi resmi ditutup pada 29 Mei 2016 lalu.
Sepinya kawasan ini dikarenakan para penghuni wisma yang sebelumnya menghuni di kawasan ini, sudah kembali ke kampung halamannya masing-masing. Saat ini hanya menyisakan warga lokal, yang sebagian kehilangan mata pencarian akibat sepinya usaha di tempat ini.
Kondisi ini tentunya membuat prihatin Menteri Sosial, Tri Rismaharini. Risma mengaku banyak diantara mereka mengais rejeki dengan mengemis, atau menarik becak. Mirisnya, banyak anak-anak yang tinggal di eks Balong Cangkring ini putus sekolah bahkan memilih hidup di jalan.
Karena itu, kawasan Balong Cangkring menjadi tempat Yayasan Mojopahit membina berbagai warga tuna sosial dan merupakan eks lokalisasi. Risma yang menyambangi beberapa wilayah di Jawa Timur, di pekan kedua setelah dirinya dilantik, menyalurkan bantuan bagi warga rentan di eks lokalisasi Balong Cangkring dan warga eks Kusta di Sumber Glagah Kabupaten Mojokerto, Sabtu lalu.
Saat mengunjungi eks lokalisasi Balong Cangkring, Risma mengaku trenyuh dengan nasib anak-anak yang mayoritas tak sekolah. Ia bahkan memberikan nasehat khas seorang ibu kepada anak-anaknya. "Permasalahan memang selalu ada, tapi mari kita hadapi bersama, nak. Ibu akan bantu, tidak mudah memang tapi juga tak ada yang sulit bila sungguh-sungguh kita lakukan," kata Risma dalam keterangan Kemensos, Ahad (3/1).
Risma mengajak mereka membuktikan sebagai anak-anak yang bisa dibanggakan orang tua dan lingkungan. "Tak usah malu anak siapa. Karena Tuhan tak pernah lihat siapa kalian, yang dilihat perjuangan kalian. Jangan lari," pesan Risma di hadapan anak-anak binaan Yayasan Majapahit ini.
Salah satu anak jalanan yang sukses bernama Bledhek. Tiga tahun lalu, Bledhek yang seluruh badannya dipenuhi tato ini memenuhi ajakan Risma untuk bertaubat dan melanjutkan sekolah. Bledhek mengaku ia bersungguh-sungguh untuk merubah hidupnya. Ia melanjutkan sekolah bahkan meraih prestasi di bidang beladiri.
"Sekarang Bledhek kuliah semester 4 di Unisa. Padahal dulu, bisa dibilang Bledhek nakal banget, semua kenakalan sudah ia perbuat seperti nyopet dan lainnya," tutur Risma dalam kunjungan kerja yang didampingi Dirjen Rehabilitasi Sosial, Harry Hikmat.
Melalui sambungan telepon Bledhek juga mengaku kini hidupnya lebih terarah. Ia kini menekuni olahraga beladiri mulai dari wushu sampai silat. Bledhek juga terpilih menjadi salah satu anggota Paskibra dan mengibarkan bendera saat Upacara Hari Kemerdekaan di Pemkot Surabaya. "Tuhan maha mendengar, kalau sungguh-sungguh ingin berubah pasti ada jalannya. Memang berat tapi bukan tak bisa. Ibu pesan jangan coba-coba lari ke narkoba ya, nanti kalian akan menyesal," kata Risma.
Di lokasi tersebut, Risma blusukan mendatangi tempat tinggal para lansia, tukang becak, pengemis dan anak jalanan. Mayoritas mereka tidak mempunyai tempat tinggal sehingga kini mereka menghuni rumah dari Yayasan Mojopahit."Saya mencoba memetakan yang bisa saya lakukan untuk masyarakat, apa saja yang mereka butuhkan untuk kesejahteraannya. Setelah itu akan dicarikan solusinya," ujarnya.
Menurut Risma, setiap daerah memiliki permasalahan yang berbeda-beda dan tentunya penanganan yang berbeda pula. Dari hasil blusukannya ini, akan dijadikan acuan untuk penyaluran bantuan dari anggaran Kemensos."Kita berharap mereka bisa kita dampingi secara sistematis sehingga masalah seperti ini bisa diselesaikan, termasuk akan kita berikan pendampingan," katanya.
Risma menanggapi terkait kondisi bangunan Yayasan Mojopahit yang memprihatinkan banyak yang rusak dan tidak layak huni. Risma akan melakukan komunikasi bersama pihak terkait untuk mencari solusi lantaran bangunan-bangunan itu bukan milik perorangan namun dari Yayasan Mojopahit."Kami akan komunikasi dengan pihak yayasan karena lahan bukan milik perorangan, tetapi milik yayasan," tuturnya.
Risma juga melanjutkan kunjungannya ke Dusun Sumber Glagah desa Tanjung Kenongo Kecamatan Pacet Kabupaten Mojokerto. Dusun ini ditempati oleh eks penderita kusta dari berbagai daerah setelah berobat di Rumah Sakit Kusta Sumber Glagah. Mantan Walikota Surabaya ini menyambangi Dusun Sumber Glagah lantaran semakin banyaknya eks penderita yang menetap di daerah tersebut. Bahkan hingga mereka beranak pinak tinggal di Dusun Sumber Glagah.
"Kalau bapak dan ibu sudah sembuh, lebih baik mandiri dan keluar dari sini sehingga tidak terbebani. Kawasan Dusun Sumber Glagah ini kan untuk yang sakit, sebagai shelter setelah berobat di rumah sakit. Kalau yang sakit tinggal di luar kan khawatirnya masyarakat tak menerima, disini kan komunitas jadi bisa saling memahami," papar Risma sambil berinteraksi dengan warga.
Dari berbagai sumber diketahui, semenjak tahun 1982, wilayah ini dihuni oleh eks kusta yang merupakan program dari Dinas Sosial Provinsi Jawa Timur. Sebanyak 50 Kepala Keluarga (KK) eks Kusta dipindahkan dari Surabaya. Tahun 1987 bertambah lagi 25 KK rujukan dari Dinas Sosial Kabupaten Mojokerto. Saat ini menjadi 199 KK dan sebanyak kurang lebih 25 persen dari jumlah tersebut yang masih menderita kusta.