REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengingatkan masyarakat bahwa fasilitas isolasi pasien Covid-19, baik ruang perawatan reguler atau ICU, di seluruh rumah sakit di Indonesia sudah mendekati penuh. Kondisi ini bisa memburuk apabila masyarakat tidak menahan mobilitas diri selama libur akhir tahun ini yang justri meningkatkan risiko penularan Covid-19.
"Posisi tempat tidur isolasi khusus covid di banyak RS di Indonesia sekarang sudah cukup penuh. Demikian juga di halaman berikutnya kita bisa lihat ICU juga sudah cukup penuh," ujar Budi dalam keterangan pers di kantor presiden, Selasa (29/12).
Kemenkes mencatat, kondisi keterisian ICU di beberapa provinsi dengan risiko penularan Covid-19 tertinggi telah melampaui batas aman 70 persen. Misalnya, di DKI Jakarta per 13 Desember 2020 mencatatkan angka keterisian tempat tidur (BOR) mencapai 78 persen. Sementara itu, Jawa Barat dilaporkan menanggung BOR 78 persen, DI Yogyakarta 72 persen, dan Jawa Timur 65 persen.
Lebih spesifik per kabupaten/kota, Kota Bandung mencatatkan tingkat keterisian tempat tidur ICU untuk pasien Covid-19 tertinggi, yakni 98 persen. Dari 49 tempat tidur ICU yang tersedia di Kota Bandung, sudah 48 unit yang terisi.
Di posisi kedua, ada Kabupaten Sleman dengan angka keterisian tempat tidur ICU mencapai 81 persen. DKI Jakarta mencatatkan angka keterisian tempat tidur ICU 79 persen, dengan rincian 736 tempat tidur terpakai dari 936 unit yang tersedia.
Budi mengatakan peringatan ini disampaikan agar masyarakat menyadari risiko yang dihadapi apabila tetap bepergian atau berlibur selama masa pandemi ini. Berdasarkan pengalaman pada tiga libur panjang sebelumnya, Indonesia selalu mengalami lonjakan pasien Covid-19 pascaliburan.
"Berdasarkan data yang kami amati beberapa liburan panjang yang terakhir selalu terlihat ada lonjakan dari infeksi virus. Antara 30-40 persen lonjakan. Mengapa ini terjadi, karena memang mobilitas yang sangat tinggi," katanya.
Mengantisipasi potensi lonjakan kasus yang mungkin terjadi, Budi menekankan untuk bekerja sama dengan pemerintah daerah. Pemda diminta secara rutin berkoordinasi dengan pusat terkait kecukupan tempat tidur isolasi, ICU, jumlah tenaga medis, hingga ketersediaan obat dan APD.
"Dan sekarang sedang kita siapkan dari sekarang. Karena pengalaman menunjukkan bahwa lonjakan infeksi akan terjadi 10-14 hari sesudah liburan selesai. Jadi kalau liburan selesai di 1-2 Januari, ini akan terjadi sekitar 16-18 Januari," kata Budi.
Ia pun kembali meminta masyarakat yang tetap melakukan perjalanan di akhir tahun ini agar secara sukarela mengurangi mobilitas sepulangnya dari liburan nanti. Cara itu diyakini mampu sedikit banyak membantu mencegah terjadinya penularan yang lebih masif di tempat asal para pelancong.