REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lembaga Penelitian, Pendidikan dan Penerangan Ekonomi dan Sosial (LP3ES) menjelaskan, sentimen di media sosial akan berpengaruh terhadap elektabilitas seorang tokoh. Khususnya kepada kepala daerah, seperti Anies Baswedan, Ridwan Kamil, dan Ganjar Pranowo.
Ia mencontohkan, sentimen negatif yang ditujukan kepada Anies cukup berpengaruh terhadap elektabilitasnya yang menurun berdasarkan hasil sejumlah survei. Sentimen tersebut muncul dari sisa polarisasi yang terjadi pasca Pilkada 2017.
"Namun, sentimen negatif di media sosial tersebut belum tentu berdampak negatif bagi Anies. Artinya kalau ini bisa dipakai dengan baik, dikapitalisasi, ini bisa menjadi senjata," ujar Direktur LP3ES, Fajar Nursahid dalam sebuah kajian daring, Selasa (16/6).
Hal tersebut terbukti, dari lebih populernya Anies ketimbang Ridwan Kamil dan Ganjar. Dari sini Fajar menjelaskan, bahwa elektabilitas dalam politik dipengaruhi sentimen, yang terbagi ke dalam persepsi dan citra. Persepsi dan citra dapat membentuk pandangan publik terhadap Anies, Ridwan Kamil, dan Ganjar. Karena, pandangan publik dalam dunia politik adalah sumber dari elektabilitas seseorang.
"Seseorang akan dicitrakan seperti apa persepsi yang terbangun. Membangun citra positif dalam politik sangat penting, media sosial salah satu kanal potensial," ujar Fajar.
Media sosial menjadi panggung penting bagi ketiga pemimpin daerah itu untuk membentuk persepsi dan citra. Sebab, kepemimpinan di masa krisis seperti sekarang menjadi kunci. "Siapa ambil panggung, menuai kredit. Naik-turun elektabilitas ditentukan citra dan persepsi," ujar Fajar.
Tetapi, persepsi dan citra dalam media sosial disebutnya dapat dimanipulasi. Sehingga, integritas dan kompetensi Anies, Ridwan Kamil, dan Ganjar harus dapat dibuktikan langsung ke masyarakat. "Dalam mencari pemimpin ideal, butuh kesesuaian citra dan kenyataan. Orang baik dan kompeten, harus didorong. Politik etis diperlukan, tidak semata-mata politicking," ujar Fajar.