Rabu 22 Jan 2020 07:16 WIB

Demokrat Ngotot Pansus Jiwasraya, Puan Tunggu Hasil Panja

Puan menilai, kerja seluruh komisi dan panja yang terbentuk membutuhkan waktu.

Rep: Arif Satrio Nugroho/ Red: Ratna Puspita
Ketua DPR Puan Maharani.
Foto: Republika/Febrianto Adi Saputro
Ketua DPR Puan Maharani.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua DPR RI Puan Maharani memberikan tanggapan terkait permintaan fraksi Demokrat dan PKS untuk membentuk panitia khusus (Pansus) Jiwasraya. Puan lebih memilih menunggu terlebih dahulu kinerja panitai kerja (panja) Jiwasraya yang baru dibentuk.

"Ya saya tunggu hasil dari Komisi VI yang sekarang sudah melakukan panja bagaimana hal itu kemudian kita teruskan ke panja, atau ada pemikiran lain terkait hal itu, baru juga dibahas," kata Puan di Kompleks Parlemen RI, Senayan, Jakarta, Selasa (21/1).

Baca Juga

Puan menilai, kerja seluruh komisi dan panja yang terbentuk membutuhkan waktu. Termasuk pula, kinerja kinerja sejumlah instansi kementerian maupun penegak hukum terkait penelusuran kasus gagal bayar asuransi Jiwasraya juga dinilainya perlu waktu.

"Sudah biarkan Komisi VI bekerja dulu," kata Puan menambahkan.

Wakil Ketua Partai Demokrat Syarief Hasan menegaskan Demokrat tetap ingin agar DPR membentuk pansus untuk mengusut kasus gagal bayar dengan nilai mencapai 13,7 triliun itu. "Demokrat maunya pansus," kata Syarief di Kompleks Parlemen, Jakarta Selasa (21/1).

Ia mengatakan Demokrat tengah mengupayakan agar DPR membentuk pansus. Namun ia menyadari jumlah anggota Demokrat yang tidak terlalu banyak. "Secara politis koalisi pemerintah lebih kuat. Tapi kita lihatlah," ujarnya.

Wakil Ketua MPR tersebut menambahkan, bagi Demokrat pembentukan panja tidak terlalu kuat.   Menurutnya panja tidak bisa mengeluarkan hak menyatakan pendapat, melainkan hanya rekomendasi.

"Kalau panja kalau ingin memanggil dalam rapat kerja tidak ada konsekuensi hukumnya, tidak wajib sementara pansus wajib hadir bila dipanggil. Kalau tidak mau aparat berhak menghadirkan," ujar dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement