REPUBLIKA.CO.ID, GORONTALO -- Ilham Akbar Habibie meresmikan patung dan taman Bacharuddin Jusuf Habibie, Presiden Indonesia ke-3, di Kecamatan Tibawa, Kabupaten Gorontalo, Senin. Peresmian ditandai dengan pemasangan prasasti yang telah ditandatangani dua putra BJ Habibie, Ilham Akbar Habibie dan Thareq Kemal Habibie.
Selain dihadiri Ilham, peresmian patung juga dihadiri oleh dua saudari kandung BJ Habibie, yakni Alweni Kalsum Habibie dan Yayu Modar Habibie serta kakak iparnya Sri Sudarsono. Gubernur Gorontalo Rusli Habibie bersama istri Idah Syahidah turut mendampingi.
“Sebelum Beliau meninggal, Beliau sangat setuju dan senang. Beliau bilang, saya akan ke Gorontalo untuk meresmikan patung. Allah berkehendak lain, Allah lebih sayang Beliau dan menghembuskan napas terakhir di RSPAD. Oleh karena itu, putra tertua beliau, Pak Ilham Habibie yang akan meresmikan,” kata Gubernur.
Pengendara motor melintasi lokasi pembangunan patung Presiden Indonesia ketiga Bacharuddin Jusuf Habibie di Isimu, Kabupaten Gorontalo, Gorontalo, Kamis (3/1/2019).
Lebih lanjut, Rusli menjelaskan, pembuatan patung di pintu masuk Bandara Djalaluddin ditujukan untuk memberikan penghormatan kepada Presiden ke-3 Indonesia itu. Sebagai orang berdarah Gorontalo, BJ Habibie diharapkan menjadi panutan bagi generasi yang akan datang.
“Beliau selalu mengatakan saya orang Gorontalo, tetapi belum ada satu monumen yang bisa kita ingat bahwa Presiden ke-3 yang diakui oleh dunia ilmunya berasal dari Gorontalo. Akhirnya saya, bupati, wali kota dan tokoh-tokoh adat membuat patung ini,” jelasnya.
Sementara itu, Ilham Habibie atas nama keluarga besar mengucapkan terima kasih dan apresiasi kepada pemerintah dan masyarakat Gorontalo yang sudah mengabadikan sosok ayahnya dalam bentuk patung. Ilham mengisahkan bagaimana ayahnya merintis industri pesawat terbang di tahun 1970-an.
Ketika itu, masyarakat Indonesia masih awam dan meragukan industri itu bisa berhasil.
“Tapi kalau kita lihat saat ini, maka kita mengerti tanpa ada pesawat terbang, Indonesia ini akan sulit kita kembangkan. Pesawat menjadi infrastruktur dasar di negara yang mempunyai lebih dari 17.000 pulau ini,” tambahnya.
Patung yang terbuat dari perunggu itu sebetulnya sudah selesai dibangun awal tahun 2019 lalu dengan biaya Rp 1,9 miliar dan tamannya senilai Rp 1,7 miliar. Desain patung dirancang warga Gorontalo M. Angga Restu Dinata dan dibuat oleh dua seniman Yogyakarta, Soewardi dan Lutse Morin.