Selasa 19 Nov 2019 16:52 WIB

Dua Pekan Ini, Lima Penyu Sisik Mati di Pantai Teluk Sepang

Belum diketahui penyebab kematian lima ekor penyu sisik di Pantai Teluk Sepang.

Penyu Sisik
Foto: Dokumentasi Kementerian LHK
Penyu Sisik

REPUBLIKA.CO.ID, BENGKULU -- Lima penyu ditemukan mati di perairan Pantai Teluk Sepang. Lokasi ditemukannya bangkai penyu tersebut tidak jauh dari tempat pembuangan air bahan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) batu bara Teluk Sepang di Kota Bengkulu.

"Belum pernah kejadian seperti ini terjadi di Pantai Teluk Sepang," kata Aprianto, nelayan dari Kelurahan Betungan yang kerap mencari ikan di perairan Teluk Sepang, Selasa.

Baca Juga

Aprianto mengaku biasa mencari ikan di Teluk Sepang. Baru kali ini ia menemukan penyu mati.

"Lima ekor penyu mati dalam waktu yang tidak berjauhan dalam dua pekan terakhir," ujarnya.

Sementara itu, Warga Kelurahan Teluk Sepang, Rustam, mengatakan bahwa empat dari dari lima penyu yang ditemukan mati itu ditemukan di pantai. Pada 13 November 2019 dua bangkai penyu ditemukan sekitar 30 meter dari saluran air bahang PLTU Teluk Sepang.

"Satu bangkai penyu kami serahkan ke petugas BKSDA Bengkulu untuk diautopsi," kata Rustam.

Pada 18 November 2019 juga ditemukan dua bangkai penyu di Pantai Teluk Sepang. Satu di antaranya diserahkan ke petugas BKSDA Bengkulu-Lampung.

Koordinator Komunitas Lestari Alam Laut untuk Negeri (Latun) Bengkulu Ari Anggoro mengatakan bahwa pada 6 November, satu bangkai penyu ditemukan mati di sekitar Pantai Panjang, Kota Bengkulu. Penyu tersebut merupakan penyu sisik.

"Setelah dibedah tidak ada luka atau rusak fisik pada karapas, kepala, kaki, dan tangan dan terdapat beberapa jenis makanan dalam lambung yang masih kategori normal," kata Ari.

Pihaknya belum mengetahui pasti penyebab kematian penyu-penyu tersebut. Ari mengatakan, dibutuhkan uji laboratorium untuk mengetahui bahan kimia yang mungkin menjadi penyebab kematian penyu.

Kepala BKSDA Bengkulu-Lampung Donal Hutasoit mengatakan, dua bangkai penyu yang diserahkan warga sudah dibedah oleh dokter hewan BKSDA. Ia menyayangkan BKSDA Bengkulu-Lampung tidak punya laboratorium untuk memeriksa kandungan unsur kimia dalam bangkai penyu tersebut.

"Ada sampah plastik dalam tubuh penyu serta makanan alami lainnya, namun penyebab kematian yang pasti harus diperiksa secara lengkap terkait unsur kimia yang masuk ke tubuh penyu," kata Donal.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement