REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Depok akan mengantisipasi datangnya musim hujan dengan membentuk tim siaga bencana. Hal itu dilakukan untuk mengantisipasi bencana akibat cuaca ekstrem yang melanda Kota Depok beberap waktu lalu.
"Kami juga akan menambah petugas piket. Upaya tersebut dilakukan agar penanganan bisa segera dilakukan jika terjadi bencana. Ini bentuk kesiagaan kami untuk menangani bencana. Petugas piket akan kami tambah jika memang dibutuhkan," ujar Kepala Seksi Pelayanan dan Administrasi PMI Kota Depok, Imron Maulana, di Markas PMI Kota Depok, Senin (11/11).
Dia menambahkan, saat ini, pihaknya menugaskan dua personel yang berjaga saat malam hari. Sedangkan pada jam kerja, pihaknya menyiagakan 10 personel atau relawan. Selain personel, PMI juga siagakan satu unit ambulans, satu unit mobil pikap dan satu unit truk tangki air bersih jika pasokan air bersih dibutuhkan. "Saat ini jumlah tersebut masih terbilang normal. Belum ada penambahan. Tetapi, kami siap siaga jika memang laporan yang masuk meningkat. Jadi, kami menyesuaikan," terang Imron.
Menurut informasi, bencana masih didominasi oleh dampak hujan disertai angin puting beliung yang terjadi di sebagian wilayah di Kota Depok. Untuk banjir, belum ada dampak serius yang harus ditangani.
"Laporan masuk didominasi adanya puluhan rumah yang terdampak hujan disertai angin puting beliung. Pastinya ada 21 rumah. Untuk banjir, belum ada laporan. Kami juga akan terus melakukan komunikasi kepada petugas Dinas Pemadam Kebakaran dan penyelamatan (Damkar) untuk kerja sama penangangan korban bencana," tutur Imron.
PMI Kota Depok saat ini sedang melakukan monitoring terhadap rumah yang terkena dampak hujan disertai angin puting beliung. "PMI bersama tim relawan sudah melakukan monitoring dan asesmen terhadap rumah yang terkena dampak hujan disertai angin puting beliung. Nantinya, hasil ini akan kita laporkan kepada pimpinan untuk ditindaklanjuti," ungkap Imron.
Menurut data yang dihimpun PMI, terdapat 22 kepala keluarga (KK) terdampak hujan yang disertai angin puting beliung, dengan rincian 14 keadaan rumah rusak berat dan tujuh rumah rusak sedang.
"Dari hasil laporan ini, PMI akan memberikan bantuan kepada warga yang benar-benar membutuhkan. Ada satu rumah yang ditinggali dua KK, sisanya satu rumah, satu KK. Kami akan seleksi warga mana saja yang benar-benar membutuhkan bantuan dari kami. Misal terkait status kepemilikan, kalau statusnya kontrakan, kami tidak bisa bantu karena itu menguntungkan salah satu pihak," jelas Imron.
Dia mengutarakan, untuk dampak hujan disertai angin puting beliung 60 persen terjadi di wilayah Sukmajaya. Sisanya tersebar di wilayah Cilodong, Tapos dan lain-lain yang terjadi pada Kamis (7/11) lalu.
"Selain angin puting beliung yang mengakibatkan pohon tumbang dan tower roboh juga terjadi di Kecamatan Sukmajaya. Kami memberi bantuan semampu kami dan sesuai anggaran yang tersedia, seperti material bangunan. Nanti sisanya diharapkan warga sekitar bisa secara bergotong-royong melakukan perbaikan terhadap rumah terdampak angin puting beliung," ujar Imron.