REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Pengamat politik Universitas Brawijaya Malang Wawan Sobari mengatakan kehadiran profesional kekinian pada kabinet pemerintahan Joko Widodo-Ma'ruf Amin dinilai penuh kejutan. Wawan menjelaskan bahwa para profesional kekinian yang masuk pada kabinet pemerintahan Jokowi-Ma'ruf, antara lain, Nadiem Makarim dan Wishnutama Kusbandio, yang merupakan generasi muda Indonesia.
"Bagi saya, ada beberapa kejutan, terutama masuknya profesional kekinian yang punya track record di luar pemerintahan dan politik," kata Wawan, Selasa (22/10).
Menurut Wawan, pemilihan dua sosok anak muda Indonesia itu dinilai menjadi sebuah cara baru yang dipergunakan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Ma'ruf Amin untuk menyeimbangkan Kabinet Kerja Jilid II. Nadiem maupun Wishnutama, lanjut Wawan, bisa saja ditempatkan pada pos kementerian yang menentukan pada kontribusi ekonomi Indonesia.
"Apakah mereka berada pada posisi institusi yang menentukan dan berkontribusi pada ekonomi? Itu sebuah cara baru untuk menyeimbangkan, bahwa mereka dibutuhkan," kata Wawan.
Sementara itu, ada beberapa nama yang kembali dipakai oleh Presiden Joko Widodo, yakni Sri Mulyani Indrawati, Basuki Hadimuljono, dan Siti Nurbaya Bakar. Wawan menilai munculnya nama-nama tersebut membuktikan bahwa selama ini ketiga menteri tersebut dianggap tulang punggung pemerintahan Jokowi dan memberikan kontribusi berarti.
"Nama-nama itu memang yang selama ini dianggap sebagai tulang punggung Jokowi," ujar Wawan.
Selain kejutan dari anak-anak muda yang dipanggil Presiden Joko Widodo tersebut, Wawan mengatakan bahwa kejutan lain juga muncul dari sosok Prabowo Subianto yang saat ini dekat ke pemerintah.
Pada hari Senin (21/10), Nadiem Makarim dan Wishnutama memenuhi panggilan Presiden Joko Widodo. Mereka menyatakan menerima tawaran untuk menjabat sebagai menteri. Namun, dia tidak menyebut pos mana yang akan dipimpinnya selama 5 tahun ke depan.
Presiden Joko Widodo telah memanggil sejumlah tokoh ke istana untuk mengisi kursi menteri periode 2019-2024. Beberapa di antaranya adalah mantan Ketua MK Mahfud Md., pengusaha Erick Thohir, dan mantan Gubernur Sulawesi Selatan Syahrul Yasin Limpo.