Ahad 20 Oct 2024 02:00 WIB

Laporan: Banyak yang Ingin Puji Jokowi di Media Sosial, Tapi Takut Dituduh Buzzer

Jokowi disebut berhasil bentuk hubungan kuat pemerintah dan masyarakat

Ilustrasi Anak dan Media Sosial (Medsos). Jokowi disebut berhasil bentuk hubungan kuat pemerintah dan masyarakat
Foto: Pixabay
Ilustrasi Anak dan Media Sosial (Medsos). Jokowi disebut berhasil bentuk hubungan kuat pemerintah dan masyarakat

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Menjelang pergantian kepemimpinan dari Presiden Joko Widodo ke Presiden Prabowo Subianto, Govcom, mitra humas pemerintah, merilis Govcom Insights, sebuah laporan yang membahas perjalanan komunikasi Presiden Jokowi selama satu dekade terakhir.

Laporan ini menggambarkan bagaimana strategi komunikasi, serta visi aksi Jokowi berhasil membentuk hubungan yang kuat antara pemerintah dan masyarakat, sambil memanfaatkan pendekatan yang lebih inklusif dan berbasis teknologi.

Baca Juga

Selama satu dekade terakhir, komunikasi Presiden Jokowi tidak hanya berfokus pada penyampaian kebijakan, tetapi juga membangun kedekatan dengan rakyat melalui media sosial.

"Presiden Jokowi telah menciptakan banyak praktik komunikasi yang efektif, terutama dalam memanfaatkan media sosial. Keterlibatan rakyat semakin kuat, tetapi masih banyak tantangan yang harus diatasi," ujar Ani Natalia, Pendiri Govcom dalam keterangannya, Sabtu (19/10/2024). 

"Banyak yang pengen bilang makasih, tapi takut dibilang buzzer. Ini menjadi dilema, padahal ada banyak prestasi Jokowi yang layak diapresiasi," kata Co-Founder Govcom Jojo S Nugroho yang juga sekaligus mantan Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Public Relations Indonesia (APPRI).

Laporan ini juga menyoroti tantangan dalam penggunaan buzzer dan influencer yang berlebihan. Meski efektif dalam menciptakan eksposur di media sosial, pendekatan ini seringkali tidak menjangkau masyarakat luas secara langsung, sehingga pesan pemerintah kurang menyentuh akar rumput.

Selain refleksi atas komunikasi masa lalu, Govcom Insights juga memberikan rekomendasi strategis bagi presiden terpilih. Komunikasi di masa mendatang perlu lebih terstruktur, adaptif, dan responsif terhadap perubahan teknologi.

"Kami berharap publikasi ini bisa menjadi rujukan penting bagi tim komunikasi Presiden yang baru, pembuat kebijakan, dan para pemangku kepentingan untuk terus memperkuat komunikasi pemerintah," ujar Ani Natalia.

Laporan ini menyuguhkan pandangan yang mendalam tentang bagaimana strategi komunikasi dapat lebih ditingkatkan di masa depan, dengan memanfaatkan teknologi baru serta menerapkan pendekatan yang lebih inklusif dan berbasis data.

Ini akan memastikan bahwa pemerintahan yang transparan dan partisipatif terus berkembang.

Dengan dukungan dari para pakar komunikasi dan rekomendasi konkret, Govcom Insights diharapkan dapat menjadi referensi penting dalam menciptakan strategi komunikasi yang lebih adaptif, inklusif, dan berdampak bagi masyarakat. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement