Senin 08 Sep 2025 17:06 WIB

Mengapa Sri Mulyani Diganti?

Sri Mulyani sempat curhat rumahnya dijarah dalam kerusuhan massa beberrapa waktu lalu

Menkeu Sri Mulyani diganti. Prabowo menunjuk Purbaya Yudhi Sadewa sebagai menteri keuangan.
Foto: M Fauzi Ridwan.
Menkeu Sri Mulyani diganti. Prabowo menunjuk Purbaya Yudhi Sadewa sebagai menteri keuangan.

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Presiden Prabowo Subianto telah melakukan perombakan kabinet. Salah satu yang diganti adalah Menteri Keuangan Sri Mulyani. Ia diganti oleh Purbaya Yudhi Sadewa, ketua dewan komisioner OJK, Purbaya Yudhi Sadewa. 

Mensesneg Prasetyo mengatakan berbagai pertimbangan masukan, dan evaluasi yang dilakukan terus menerus oleh bapak presiden menjadi alasan perombakan kabinet. 

Baca Juga

"Maka pada sore ini sekaligus bapak presiden memutuskan untuk melakukan perubahan susunan Kabinet Merah Purih," ujar Mensesneg, Prasetyo, Senin (8/9/2025).

Mensesneg tidak menyebut satu per satu alasan menteri yang diganti, termasuk Sri Mulyani. Namun sinyal Menteri Keuangan Sri Mulyani tidak melanjutkan lagi masa jabatannya ditengarai sudah terjadi dalam beberapa hari terakhir.

Kondisi itu terutama terjadi setelah kerusuhan yang di Jakarta dan sejumlah daerah beberapa hari lalu. Rumah Sri Mulyani telah menjadi target. Kediamannya dijarah oleh sekelompok massa tak dikenal.

Ia secara pribadi bahkan telah menuliskan statusnya dengan penuh perasaan lewat akun di Instagram.

"Laki-laki berjaket merah memakai helm hitam tampak memanggul Lukisan cat minyak Bunga diatas kanvas ukuran cukup besar. Dia membawa jarahannya dengan tenang, percaya diri keluar dari rumah pribadi saya yang menjadi target operasi jarahan hari minggu akhir Agustus 2025 dini hari," tulis Sri Mulyani.

"Lukisan Bunga itu bagi penjarah pasti dibayangkan bernilai sekedar seperti lembaran uang. Lukisan Bunga yang saya lukis 17 tahun lalu adalah hasil dan simbol perenungan serta kontemplasi diri, sangat pribadi. Seperti rumah tempat anak-anak saya tumbuh dan bermain, sangat pribadi dan menyimpan kenangan tak ternilai harganya," katanya menmabhkan.

Menurut Sri, lukisan bunga itu telah raib lenyap seperti lenyapnya rasa aman, rasa kepastian hukum dan rasa perikemanusiaan yang adil dan beradab di bumi Indonesia.

Dalam status terakhirnya pada pekan lalu, ia kembali menyampaikan pandangannya seputar penjarahan itu. Dalam pernyataannya, ia memahami membangun Indonesia adalah sebuah perjuangan yang tidak mudah, terjal, dan sering berbahaya.

"Para pendahulu kita, telah melalui itu. Politik adalah perjuangan bersama untuk tujuan mulia kolektif bangsa, tetap dengan etika dan moralitas yang luhur," ujar Sri Mulyani.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement