REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kondisi asap di beberapa wilayah yang dilanda kebakaran hutan dan lahan (karhutla) berangsur-angsur hilang. Ini seiring hujan yang terus mengguyur beberapa hari terakhir lewat operasi Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC).
"Kami pantau secara keseluruhan untuk akuntabilitas keberhasilan operasi TMC dari beberapa Posko TMC BBTMC-BPPT. Data stasiun meteorologi untuk kondisi cuaca dan visibility per jam dari seluruh stasiun tiap wilayah. Data hotspot, selain data curah hujan dan volume air selama operasi TMC berlangsung tentunya," ujar Kepala Balai Besar Teknologi Modifikasi Cuaca (BBTMC-BPPT) Tri Handoko Seto, dalam siaran pers di Jakarta, Ahad (29/9).
Menurut dia, jumlah hotspot terus mengalami penurunan dan jarak pandang mulai kembali normal. Hingga Sabtu (28/9), Posko TMC Riau mengumpulkan data dari beberapa pos pengamatan cuaca seluruh Provinsi Riau.
"Jarak pandang pada pagi hari di Riau sekitarnya sudah mampu menjangkau 3- 5 km, dan semakin membaik sekitar 7- 10 km pada sore hari," ujar Koordinator Lapangan BBTMC-BPPT Posko TMC Pekanbaru, Samba Wirahma.
Di Sumatra Selatan,Koordinator BBTMC-BPPT Posko TMC Palembang Dwipa W Soehoed, mengatakan pantauan pada pagi kemarin di kota Palembang sempat terdeteksi sebaran asap sehingga indeks kualitas udara naik. Namun, lanjut Dwipa, hal itu berbanding terbalik karena hotspot turun. Sepertinya ada lahan yg baru terbakar di bagian selatan kota Palembang, ujarnya.
Sementara jumlah titik hotspot di wilayah Sumsel, kata Dwipa, berkurang secara signifikan. Hingga Sabtu sore, hanya terpantau 1 titik di Kabupaten Musi Banyuasin. Sementara sehari sebelumnya tidak ada sama sekali.
Di Palangkaraya, Kalimantan Tengah, jarak pandang kembali normal dan asap mulai menghilang. Hingga Sabtu kemarin, jarak pandang di sekitar Bandar Udara Tjilik Riwut Palangkaraya sudah mencapai 7000 meter.
Sedangkan jarak pandang di Lanud Supadio pada siang hari sudah mencapai 6000 km, ujar Koordinator BBTMC-BPPT Posko TMC Pontianak, Satyo Nuryanto. Hingga hari ini, operasi TMC BBTMC-BPPT untuk penanggulangan Karhutla masih terus berlangsung di Sumatera dan Kalimantan.
Pelaksanaan kegiatan TMC didukung TNI AU untuk penyediaan pesawat dan kru, dan BMKG untuk penyediaan data cuaca. Sedangkan pendanaan kegiatan disuplai Badan Nasional Penanggulangan Bencana.