REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kapolres Metro Jakarta Barat Kombes Hengki Haryadi mengatakan, aksi unjuk rasa mahasiswa menolak RUU KUHP yang berakhir ricuh disusupi oleh kelompok tertentu. Polres Jakarta Barat mengamankan sebanyak 17 orang terkait kericuhan dan pembakaran pos polisi di Slipi.
"Kami mencurigai aksi anarkis tersebut ditunggangi oleh oknum yang ingin memanfaatkan situasi dan kondisi saat ini," kata Hengki saat dikonfirmasi, Rabu (25/9).
Demo mahasiswa yang berakhir ricuh hingga Selasa malam, mengakibatkan kerusakan di beberapa titik seperti pembakaran Pos Polisi Lalu Lintas yang berada di bawah kolong Tol Slipi, Jakarta Barat. "Saat ini kami sudah mengamankan sebanyak 17 orang terkait kasus perusakan dan pembakaran pos lantas Slipi. Mirisnya, dari para pelaku yang berhasil diamankan rata-rata mereka masih di bawah umur," ujar Hengki.
Hengki mengatakan, Polrestro Jakarta Barat beserta Polda Metro Jaya masih mendalami pola yang digunakan oleh para pelaku karena terindikasi memiliki pola yang sama seperti demo 22 Mei lalu. "Para pelaku yang diamankan juga berasal dari luar daerah atau luar Jakarta, ini yang patut kita curigai dan akan terus kita dalami," ucapnya.
Sebelumnya, aksi yang dilakukan mahasiswa di depan gedung DPR RI berakhir ricuh pada Selasa (23/9) siang hingga malam hari. Tuntutan awal yang diajukan oleh mahasiswa adalah bertemu dengan pimpinan DPR RI berharap RKUHP tidak diproses lebih lanjut.