REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Wali Kota Malang Sutiaji menegaskan, tidak ada kebijakan untuk memulangkan mahasiswa-mahasiswa asal Papua yang menuntut ilmu di wilayahnya. Sutiaji mengakui, memang sempat ada keributan antara organisasi masyarakat di wilayahnya, dengan mahasiswa asal Papua. Namun demikian, menurutnya itu hanyalah insiden kecil, yang dimaknai besar oleh pihak tertentu.
Sutiaji kemudian meminta maaf atas insiden antara ormas dan mahasiswa asal Papua, yang terjadi dua hari menjelang peringatan HUT RI ke-74 tersebut. "Kalau mungkin ada kemarin insiden kecil yang itu dimaknai besar itu kalau antar masyarakat, atas nama Pemerintah Kota Malang, saya mohon maaf yang sebesar-besarnya. Itu di luar sepengetahuan kami juga," kata Sutiaji di Malang, Senin (19/8).
Kerusuhan yang terjadi, juga disebut-sebut dipicu pernyataan Wakil Wali Kota Malang Sofyan Edi Jarwoko yang mengatakan rencana pemulangan mahasiswa asal Papua. Namun demikian, Sutiaji mengaku tidak mengetahui terkait pernyataan Sofyan Edi Jarwoko tersebut. Jika pun benar yang bersangkutan mengeluarkan pernyataan tersebut, kata Sutiaji, itu bukan pernyataan Pemerintah Kota Malang.
"Saya juga tidak tahu pak Wakil Wali Kota (Sofyan Edi Jarwoko) kemarin menyampaikan itu (pemulangan mahasiswa papua) kapasitasnya apa. Mungkin atas nama masyarakat, atas nama FKPPI. Tapi kami tegaskan tidak ada pemulangan sama sekali," ujar Sutiaji.
Seperti diketahui, di Manokwari kericuhan meledak. Masyarakat di ibu kota Papua Barat itu turun ke jalan bersama mahasiswa. Mereka membakar ban-ban di berbagai sudut kota dan jalan protoko. Mobilisasi massa juga terjadi di Jayapura, Papua. Kedua aksi tersebut sebagai bentuk protes tindakan rasisme terhadap mahasiswa Papua di Surabaya dan Malang.