REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Wali Kota Malang Sutiaji menegaskan, Pemerintah Kota Malang tidak pernah membuat kebijakan untuk memulangkan mahasiswa asal Papua, yang sedang menimba ilmu di kota tersebut. Bahkan, Kota Malang membuka diri bagi masyarakat dunia untuk belajar di kota terbesar kedua di Jawa Timur itu.
"Pemerintah Kota Malang sampai saat ini tidak pernah membuat kebijakan pemulangan (mahasiswa) dan sebagainya. Orang di seluruh dunia, boleh mencari ilmu di Kota Malang," kata Sutiajidi Kota Malang, Jawa Timur, Senin (19/8).
Sutiaji menjelaskan, pihaknya atas nama Pemerintah Kota Malang meminta maaf atas terjadinya insiden bentrokan antara sekelompok warga Kota Malang dengan para mahasiswa yang akan menyampaikan pendapat di Balai Kota Malang. Sutiaji menegaskan, penyampaian pendapat atau demonstrasi merupakan hak seluruh masyarakat Indonesia. Namunpada saat itu, proses penyampaian pendapat para mahasiswa asal Papua diwarnai dengan bentrokan.
"Kami sudah mengumpulkan masyarakat, saya menjelaskanbahwa sesungguhnya siapapun berhak untuk menyampaikan pendapat dan itu dilindungi negara," ujar Sutiaji.
Namun usai terjadinya bentrokan antara mahasiswa asal Papua dengan sekelompok warga Kota Malang, Wakil Wali Kota Malang Sofyan Edi Jarwoko mengeluarkan pernyataan bahwa ada opsi pemulangan terhadap mahasiswa asal Papua. Sutiaji menyatakan, pernyataan Wakil Wali Kota Malang tersebutbukan merupakan pernyataan resmi dari Pemerintah Kota Malang.
"Saya baru tahu dari Anda (terkait pernyataan Wakil Wali Kota). Saya juga tidak tahu Wawali menyampaikan hal tersebut dalam kapasitasnya sebagai apa. Tapi di sini saya tegaskantidak ada pemulangan itu," ucap Sutiaji.