REPUBLIKA.CO.ID, MANOKWARI -- Bank Indonesia (BI) Perwakilan Provinsi Papua Barat berupaya menahan laju inflasi dengan menggelar lomba antarkampung (tarkam) di Kabupaten Manokwari.
Berkolaborasi dengan Pemkab Manokwari, BI Papua Barat melakukan kick off dan sosialisasi Lomba Kampung QRIS Peduli Inflasi (KARI PEDAS) dan Kelompok Tani Peduli Inflasi (KETAN PEDAS) untuk mendukung Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) di Manokwari, Jumat (22/9/2023).
"Lomba tersebut merupakan langkah nyata untuk mengantisipasi laju inflasi di Kabupaten Manokwari yang sudah mencapai 6,40 persen dan tertinggi di Provinsi Papua Barat," kata Kepala Kantor Perwakilan BI Papua Barat Rommy Sariu Tamawiwy.
Rommy mengatakan, inflasi Kabupaten Manokwari dipengaruhi harga pangan seperti beras yang harus diantisipasi. Kabupaten Manokwari belum bisa memproduksi beras secara mandiri dan masih tergantung dengan daerah lain. Padahal sejumlah daerah lain sudah mulai mengurangi pengiriman beras untuk mengantisipasi perkembangan ekonomi global.
Untuk itu, BI mengajak kampung-kampung di Manokwari melakukan inovasi pangan lokal agar tidak tergantung dengan beras. Sehingga laju inflasi dapat ditahan ketika pengganti beras mulai populer di kalangan masyarakat.
Menurut dia, BI sebagai mitra strategis pemerintah harus mampu membuat program efektif memberikan stimulan agar pengendalian inflasi mulai dari kampung. Selain menahan laju inflasi, BI juga menginginkan warga kampung terbiasa dengan pembayaran digital QRIS agar tidak tertinggal dengan perkembangan zaman.
"Istilahnya kita ini membuat perahu sekaligus mendayung. Dalam merancang sesuatu harus dibarengi aksi nyata. Kita tidak bisa menunggu, kita tidak bisa diam dan kita tidak bisa malas," ujarnya.
Ia menambahkan, kampung juara 1 mendapat hadiah Rp30 juta, juara 2 hadiah Rp25 juta, juara 3 hadiah Rp20 juta. Sedangkan juara harapan 1-5 mendapat hadiah masing-masing Rp1 juta. Hadiah akan diberikan dalam bentuk barang sarana prasarana untuk pertanian.
Sekretaris Daerah Kabupaten Manokwari Henri Sembiring mengajak seluruh masyarakat di Manokwari untuk bangga pada pangan lokal dan giat menanam pangan lokal seperti ubi, keladi dan singkong menggantikan beras.
"Gerakan ini adalah bukti komitmen kita untuk menciptakan masa depan yang berkelanjutan dan sejahtera untuk kita semua. Karena pengembangan pangan lokal akan mengurangi ketergantungan pangan dari luar dan meningkatkan kemandirian daerah dalam pengelolaan pangan," ujar Henri.
Henri juga mengapresiasi kinerja dari para petani, nelayan dan sejumlah instansi terkait yang terus memproduksi pangan dalam pemenuhan kebutuhan seluruh masyarakat yang tanpa sengaja ikut mendukung gerakan pengendalian inflasi pangan Nasional.
Ia menambahkan, masyarakat diajak untuk ikut mendorong kebiasaan menanam di pekarangan rumah dan memasukan pangan lokal kedalam menu harian.
"Saya, sangat mengapresiasi Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Papua Barat yang telah menggelar kegiatan ini, sebagai upaya melakukan penanggulangan keterbatasan pasokan di daerah," ujarnya.