Ahad 18 Aug 2019 05:03 WIB

Rumah Al Balad Gelar Tasyakuran HUT Ke-74 RI

Peran ulama untuk memerdekakan bangsa Indonesia tak terbantahkan.

Prof Rokhmin Dahuri (memegang mikrofon) menjadi salah satu nara sumber tasyakuran HUT kemerdekaan RI yang ke-74 yang digelar Rumah Al Balad.
Foto: Dok Rumah Al Balad
Prof Rokhmin Dahuri (memegang mikrofon) menjadi salah satu nara sumber tasyakuran HUT kemerdekaan RI yang ke-74 yang digelar Rumah Al Balad.

REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK – Rumah Al Balad menggelar tasyakuran HUT kemerdekaan RI yang ke-74. Acara yang mengusung tema “Penguatan Pilar Kehebatan Bangsa Indonesia” itu diadakan di Rumah Akuakultur Terpadu Al Balad, Kompleks ARCO, Depok, Jawa Barat, Jumat (16/8) malam.

Siaran pers Rumah Al Balad yang diterima Republika.co.id, Sabtu (17/8) menyebutkan, acara dibuka oleh founder Rumah Al Balad, Legisan S Samtafsir. Ia mengutip inspirasi Quran Surat Al Balad, sebagai pilar membangun negeri.

Acara tasyakuran itu mengundang sejumlah nara sumber tingkat nasional. Pakar kelautan dan perikanan, Prof  Rokhmin Dahuri menyampaikan paparan “Pembangunan Agro-Maritim Berbasis Industri 4.0 dan IMTAQ Untuk Mewujudkan Kedaulatan Pangan, Meningkatkan Daya Saing dan Pertumbuhan Ekonomi Inklusif Secara Berkelanjutan”.

Selain itu, advokat senior Maiyasak Johan, memaparkan perihal penegakan hukum yang adil. “Penegakan hukum  yang adil harus  diperjuangkan oleh rakyat itu sendiri, bukan oleh orang lain,” katanya.

KH Yakhsyallah Mansur menyampaikan harapan dan optimisme bangsa Indonesia  bangkit. “Al Balad adalah petunjuk dan konsep membangun negeri dengan mendaki jalan yang terjal. Peran ulama untuk memerdekakan bangsa ini sangat besar dan benar-benar  tak terbantahkan,” tegas KH Yakhsyallah.

Dr Aries Muftie (Komite Ekonomi dan Industri Nasional atau KEIN)  menyimpulkan,  pada akhirnya bangsa  harus berbuat nyata, bersegera membangun pergerakan ekonomi berbasis potensi masyarakat lokal dalam zonanya. “Masyarakat harus bergerak bersama, bergotong royong untuk membangun pusat-pusat  pergerakan ekonomi dan inovasi,” ujarnya. 

Acara ditutup dengan doa perjuangan untuk kejayaan kembali bangsa Indonesia yang baldatun tayyibatun warabbun ghafur (negeri yang makmur di bawah naungan Tuhan yang Maha Pengampun).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement