BEKASI, AYOBANDUNG.COM -- Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi lebih memilih Kota Bekasi masuk menjadi bagian wilayah Pemerintah DKI Jakarta apabila dilakukan pemekaran wilayah.
Hal itu terkait dengan rencana penggabungan 10 kota/kabupaten menjadi satu provinsi, yakni Bogor Raya yang digagas Wali Kota Bogor Bima Arya beberapa waktu lalu.
AYO BACA : HUT RI, 24 Warga Binaan Lapas Cikarang Dapat Remisi Bebas
Sepuluh kota/kabupaten yang dimaksud adalah Kabupaten Bogor, Bogor Barat, Bogor Timur, Kota Bogor, Kabupaten Sukabumi, Kota Sukabumi, Cianjur, Depok, Kota Bekasi, dan Kabupaten Bekasi.
“Secara budaya, Bekasi lebih dekat dengan Jakarta. Mulai dari bahasanya Betawi, suku Betawi, Kodim ke Jayakarta. Cuma secara administratif saja beda. Percepatan pembangunan DKI juga, kan, besar,” kata Rahmat di Gedung DPRD Bekasi, Jumat (16/8/2019).
AYO BACA : Soal Transpatriot, Pemkot Bekasi Dinilai Tak Serius
Soal perubahan nama Bekasi menjadi Jakarta Tenggara, ia sendiri tidak mengetahui siapa yang lebih dulu melontarkan hal tersebut. Namun, ia memastikan proses itu baru sebatas wacana dan menjadi bagian dari urusan politik.
“Masih jauh dan panjang prosesnya (ke arah perubahan menjadi Jakarta Tenggara). Terserah masyarakat saja mau apa tidak. Kalau politiknya setuju dan jalan, ya, berubah. Kita wali kota urusannya kerja dulu,” ujarnya.
Meski demikian, Rahmat tak menampik bahwa tawaran menjadi bagian dari DKI Jakarta memang sudah ada sejak lama.
“Iya sudah. Bekasi sudah ditawarkan,” katanya.
AYO BACA : Bekasi Berencana Gandeng Investor Luar untuk Kelola Sampah