REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden PKS Mohamad Sohibul Iman mengungkapkan alasan partai politik (parpol) memilih masuk pemerintahan atau menjadi oposisi. Sohibul menjelaskan, ada sejumlah sebab yang membuat parpol bergabung dalam pemerintahan.
"Pertama, ada persepsi bahwa di luar berarti puasa, sementara di dalam bisa pesta," kata Sohibul saat dikonfirmasi, Jumat (26/7).
Kedua, ada persepsi hukum menjadi alat kekuasaan. Sehingga, lanjut Sohibul, berada di luar pemerintahan berarti mudah berurusan dengan hukum dah bahkan dikriminalisasi.
Ketiga, kata dia, terdapat anggapan bahwa berada di dalam pemerintahan mendukung rekonsiliasi. Sedangkan, di luar pemerintahan dianggap sebagai antirekonsiliasi.
Alasan keempat, lanjut sohibul, mulai menipisnya kesadaran etik (fatsun politik) tentang pentingnya komitmen terhadap koalisi yang telah dibangun. Hal itu, membuat parpol yang awalnya berkoalisi berpindah ke kubu lainnya.
"Dan lucunya sikap itu dianggap negarawan," ujarnya.
Dengan demikian, Sohibul menuturkan, di manakah letak makna politik sebagai ajang aktualisasi dan pengabdian bagi masyarakat. Dia juga mempertanyakan cara menegakkan hukum di negara hukum ini.
"Di mana letak checks and balances dalam demokrasi kita? Mau di kemanakan etika dan moral bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara kita?," kata Sohibul.
Di ketahui, sejumlah partai koalisi PKS, yakni PAN, Demokrat dan juga Gerindra semakin santer diisukan akan merapat ke koalisi pendukung pemerintah. Apalagi, Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto yang merupakan mitra koalisi baru saja bertemu dengan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.