Rabu 17 Jul 2019 15:05 WIB

Antisipasi Insiden Tol BORR, PUPR Sidak Proyek Tol

Sidak akan mengecek SOP dan sistem manajerial K3 proyek tol.

Sejumlah pekerja melakukan perbaikan di salah satu tiang penyangga yang ambruk pada proyek pembangunan jalan tol Bogor Outer Ring Road (BORR) Seksi III A Simpang Yasmin-Semplak di Jalan Raya KH Sholeh Iskandar, Tanahsareal, Kota Bogor, Jawa Barat, Kamis (11/7/2019).
Foto: Antara/Arif Firmansyah
Sejumlah pekerja melakukan perbaikan di salah satu tiang penyangga yang ambruk pada proyek pembangunan jalan tol Bogor Outer Ring Road (BORR) Seksi III A Simpang Yasmin-Semplak di Jalan Raya KH Sholeh Iskandar, Tanahsareal, Kota Bogor, Jawa Barat, Kamis (11/7/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) akan lebih rutin melakukan inspeksi mendadak atau sidak guna mengantisipasi insiden seperti yang terjadi dalam pengerjaan proyek Tol Bogor Outer Ring Road (BORR). Pekan lalu, Rabu (10/7), Tol BORR seksi IIIA mengalami insiden keruntuhan sistem Shoring dan Formwork Pierhead P109.

"Setelah kita evaluasi, kita akan melakukan perbaikan manajemen dengan model sidak. Jadi tidak perlu ada kasus baru. Saya balik kondisinya, saya yang berada di depan (memantau proyek)," kata Direktur Jenderal Bina Marga Kementerian PUPR Sugiyartanto di Jakarta, Rabu (17/7).

Baca Juga

Dalam sidak, Sugiyartanto mengatakan akan mengecek sejauh mana standar operasional prosedur (SOP) dijalankan. Termasuk sistem manajerial keselamatan dan kesehatan kerja (K3) dalam pekerjaan proyek.

"SOP kan sudah ada, itu untuk menghindari, mengantisipasi, karena lebih baik mencegah apabila ada faktor kesalahan manusia," imbuhnya.

Sugiyartanto menuturkan sidak bukanlah metode baru dalam mengawasi proyek pekerjaan jalan tol. Ia bahkan mengaku kerap melakukan sidak ke sejumlah proyek tol.

Sidak pun, lanjut dia, merupakan peningkatan fungsi pengawasan untuk memastikan pembangunan tetap berjalan baik. Terlebih setelah ada insiden robohnya tiang pancang jalam tol BORR beberapa waktu lalu.

"Fungsi pengawasan ini yang harus ketat. Makanya fungsi saya dalam pelaksanaan, saya akan merubah atau menambah sidak," katanya.

Terpisah, Direktur Jenderal Bina Konstruksi Kementerian PUPR Syarif Burhanuddin mengatakan sidak telah sering dilakukan untuk mengawasi pengerjaan proyek pembangunan jalan tol. Hanya saja, karena keterbatasan waktu dan tim, sidak menjadi tidak optimal.

"Kita akan buat lagi, kita datang ke lokasi yang dianggap memang punya risiko tinggi untuk mengecek. Tapi sifatnya preventif," katanya.

Sejumlah poin yang dicek dalam sidak antara lain mekanisme prosedur K3, material, teknologi serta metodologi dan orangnya. "Dilihat apa memang ini orangnya standar kerjanya masih mencukupi, jangan-jangan dia sudah tidak tidur dua bulan atau apa, kan bisa saja," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement