REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Urgensi rencana Perum Bulog mengajukan permintaan impor beras ketan 65 ribu ton dari Thailand dan Vietnam dipertanyakan DPR. Anggota Komisi VI DPR RI, Achmad Baidowi mempertanyakan urgensi rencana tersebut.
“Basis alasannya apa? Apakah kebutuhan mendesak? Berapa stok ketan kita saat ini, dan berapa kebutuhannya? Jangan pula kita tidak pernah transparan,” ujar Baidowi, Kamis (14/11).
Menurut Politisi PPP ini, publik harus tahu data yang valid dan data tunggal tentang ketersediaan dan pasokan dari petani dalam negeri. Kalau beras ketan impor ini masuk, kata dia, maka akan menunjukkan anomali terhadap kegiatan produksi pangan, yang tidak berjalan maksimal.
“Sejauh ini data ekspor kita minus dibanding Thailand dan Vietnam. Maka dari itu Kemendag jangan terburu-buru memberikan izin impor,” tuturnya.
Ia mengatakan DPR akan membahas hal tersebut. Sebelumnya, Sekretaris Perum Bulog, Awaludin Iqbal membenarkan ada permohonan impor beras ketan sebanyak 65 ribu ton dari Bulog ke Kementerian Perdagangan. Ia mengatakan, permintaan impor dari Vietnam dan Thailand tersebut adalah karena ada kebutuhan di dalam negeri yang tidak terpenuhi oleh petani di dalam negeri.