Kamis 04 Jul 2019 00:40 WIB

Gubuk Liar Kembali Penuhi Bantaran Kanal Banjir Barat

Gubuk liar mengakibatkan kawasan Jati Pulo tampak kumuh dan kotor.

Pengendara motor melintas di kawasan gubuk liar yang berdiri diatas jalan inspeksi Kanal Banjir Barat di Tanah Abang, Jakarta Pusat.
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Pengendara motor melintas di kawasan gubuk liar yang berdiri diatas jalan inspeksi Kanal Banjir Barat di Tanah Abang, Jakarta Pusat.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubuk liar kembali memenuhi bantaran sungai Kanal Banjir Barat di Jati Pulo, Jakarta Barat. Sebelumnya, gubuk liar sempat dibersihkan oleh pemerintah DKI Jakarta pada 2017.

Gubuk liar itu membentang sepanjang satu kilometer. Gubuk liar yang dibangun dari kayu, triplek, dan terpal tersebut mengakibatkan kawasan Jati Pulo tampak kumuh dan juga kotor.

Baca Juga

"Lihat saja mas, bantaran sungai dijadiin gubuk. Mereka sudah nggak peduli ada lahan sedikit saja, sikat (bangun gubuk)," ujar Basir, salah seorang warga di Jati Pulo, Rabu (3/7).

Menurut Basir, warga yang menghuni gubuk liar itu bukan asli warga Jakarta. Kebanyakan dari mereka berasa dari luar Ibu Kota. Sempat beberapa kali ditertibkan, namun tak lama gubuk-gubuk liar itu kembali berdiri.

"Kita mah nggak bisa apa-apa. Udah ditertibkan balik lagi, ditertibkan balik lagi," ujarnya.

Dari penelusuran, hampir seluruh penghuni merupakan pemulung barang bekas. Namun, beberapa diantaranya juga memiliki sepeda motor.

photo
Makan. Warga Yang tinggal di gubuk liar menikmati sarapan pagi saat penertiban beberapa waktu lalu di jalur inspeksi kanal banjir barat, Jakarta Pusat.

Menurut Basir, saat malam gubuk liar itu sering dijadikan tempat prostitusi. Beberapa di antaranya pun memiliki usaha dengan membuka warung.

"Kalau malam itu banyak (PSK) yang mangkal," kata dia.

Salah satu penghuni Gubuk, Imas (48 tahun), mengaku terpaksa mendirikan hunian untuk dapat tetap bertahan hidup di Jakarta. Ia juga tidak peduli apabila harus digusur karena bagi dia sangat mudah mencari lahan dan mendirikan gubuk kembali.

"Ah kita mah mudah, 2x3 aja bisa jadi rumah. Yang penting bisa tidur," kata perempuan yang juga seorang pemulung barang bekas ini.

Anggota Komisi A DPRD DKI Jakarta Gembong Warsono mendorong Pemprov melakukan pendataan terhadap warga yang datang ke Ibu Kota. Menurut dia, Jakarta memang kota terbuka bagi siapa saja, namun yang patut digarisbawahi harus ada aturan jelas agar mereka tidak menjadi beban.

Menurut dia, pendatang semestinya memiliki jaminan ketika sampai di Jakarta. Jaminan yang dimaksud seperti memiliki kemampuan untuk bersaing dan jaminan tempat tinggal.

"Perlu diatur. Bukan berarti Jakarta menutup diri tapi Jakarta perlu mengatur sehingga orang yang datang ke Jakarta bisa berkompetisi mampu menghadapi tantangan berat," kata dia.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement