Kamis 27 Jun 2019 00:41 WIB

FAI dan UBSI Fokus Angkat Isu Besar dan Strategis

Isu publik itu berbasis kajian akademis.

Suasana halal bihalal yang digelar oleh FAI bersama UBSI.
Foto: Dok UBSI
Suasana halal bihalal yang digelar oleh FAI bersama UBSI.

REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Forum Akademisi Indonesia (FAI) bersama Universitas Bina Sarana Informatika (UBSI) menggelar halal bihalal yang bertajuk ‘Sinergikan Akademi Membangun Negeri’ di Hotel Savero, Margonda, Depok, Jawa Barat, Selasa  (25/6).

Halal bihalal ini dihadiri Ketua Umum FAI Dr  Indra C  Uno  MBA;  Ketua Dewan Pembina FAI, Ir  Naba Aji Notoseputro (BPH Yayasan BSI);  Sekretaris Jendral FAI,  Eni Heni Hermaliani  MM, Mkom; Penasehat FAI,  Dr  Ichsanuddin Noorsy (ekonom senior);  Dr Intan Syah Ichsan (Chief Operating and Marketing Officer PT Samuel Aset Manajemen), dan Dr  Aat Surya Safaat (wartawan senior).

Indra Uno menegaskan, organisasi yang dipimpinnya ke depan akan tetap mengangkat isu-isu besar serta bersifat strategis, dengan jangkauan jauh ke depan, dan menyangkut kepentingan orang banyak (publik) dengan berbasis kajian akademis.

“Seperti yang sudah dilakukan selama ini, FAI akan fokus membahas dan mencari solusi atas masalah-masalah besar yang menjadi kepentingan atau kekhawatiran publik seperti masalah korupsi, narkoba, dan pengangguran dikalangan usia muda,” katanya dalam rilis yang diterima Republika.co.id, Rabu (26/6).

FAI merupakan wadah inspiratif yang bertujuan menyinergikan potensi para akademisi seluruh Indonesia di manapun berada serta mewujudkan visi mencerdaskan anak bangsa menuju Indonesia berprestasi. Deklarasi pembentukan forum tersebut dilakukan pada 23 Mei 2015 di kampus Univeritas Bina Sarana Informatika (UBSI).

Indra Uno memaparkan, pihaknya  menekankan arti pentingnya pendidikan untuk menyiapkan generasi penerus dalam menghadapi tantangan masa depan yang semakin kompleks di tengah masih banyaknya permasalahan-permasalahan besar seperti korupsi, narkoba dan pengangguran serta deindustrialisasi yang kian nyata.

“Adapun deindustrialisasi itu  ditandai dengan penurunan aktivitas industri manufaktur yang diukur dari penyerapan lapangan kerja dan penurunan unit usaha dalam jangka panjang. Indikator lain mulai terjadinya deindustrialisasi yaitu makin besarnya industri berbasis sumber daya alam, dan sebaliknya industri yang sejatinya manufaktur justru menjadi makin mengecil,” tambah Indra Uno.

Dalam kaitan ini Ketua Umum FAI mengemukakan dukungannya terhadap langkah UBSI yang menyiapkan generasi muda kreatif dengan konsep pendidikan yang sejatinya menerapkan sistem kurikulum berbasis kompetensi serta ‘link and match’ (tersambung dan sesuai) dengan dunia usaha (dunia industri).

“Upaya yang dilakukan UBSI selama ini terbukti mampu menghasilkan sumber daya manusia yang terampil dan profesional sesuai kebutuhan di dunia kerja saat ini,” kata Indra Uno.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement