Ahad 20 Oct 2019 11:32 WIB

UBSI Ajak Santri Tingkatkan Kemampuan Bahasa Inggris

Tingkat kecakapan bahasa Inggris rakyat Indonesia masih sangat rendah.

Foto bersama santri dan dosen UBSI usai  pelaksanaan pengabdian masyarakat oleh tim pengabdian masyarakat Prodi Bahasa Inggris FKB UBSI.
Foto: Dok UBSI
Foto bersama santri dan dosen UBSI usai pelaksanaan pengabdian masyarakat oleh tim pengabdian masyarakat Prodi Bahasa Inggris FKB UBSI.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tim Pengabdian Masyarakat Program Studi (Prodi) Bahasa Inggris, Fakultas Komunikasi dan Bahasa (FKB) Universitas Bina Sarana Informatika (UBSI) melaksanakan program Pengabdian Masyarakat dengan tema ‘A to Z Jago Public Speaking’ di Yayasan Marhamah Jakarta Timur, Ahad (13/10). 

Ketua Tim Pengabdian Masyarakat Prodi Bahasa Inggris FKB UBSI, Lia Nurmalia  SS, MHum mengatakan, berdasarkan Data EF English Profeciency Index (EF EPI), Indonesia hanya mampu menduduki posisi 51 dari 88 negara di dunia dalam hal kecakapan Bahasa Inggris.

“Angka ini sangat jauh di bawah posisi negara di Asia Tenggara seperti Singapura, Malaysia, Filipina dan Vietnam,” ungkapnya dalam rilis yang diterima Republika.co.id.

Ia menambahkan,  Indonesia berada pada kategori Tingkat Kecakapan Rendah. Berdasarkan data tersebut, kemampuan Bahasa Inggris memiliki keterkaitan dengan daya saing ekonomi, perkembangan sosial dan inovasi.

“Oleh karena itu, penyelenggaraan Pengabdian Masyarakat ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan bahasa Inggris para santri Yayasan Marhamah Jakarta Timur agar memiliki daya saing di era industri 4.0. Juga sebagai salah satu upaya memotivasi sejak dini belajar bahasa Inggris dengan lebih baik lagi,” ujarnya.

Ia menyebutkan, dalam program ini, tim Pengabdian Masyarakat FKB UBSI memberikan pelatihan bahasa Inggris berupa public speaking. Kegiatan tersebut diawali dengan pemberian materi mengenai konsep, tips dan tricks public speaking, penjelasan definisi dan pengenalan jenis-jenis public speaking (salah satunya adalah Master of Ceremony /MC).

photo
Dosen-dosen UBSI saat memberikan materi kepada para santri.

Selanjutnya praktik didampingi oleh dosen pendamping. Dalam kegiatan ini, peserta dibekali materi tentang bagaimana menjadi seorang pembawa acara (MC) yang baik, tentunya menggunakan bahasa Inggris,” papar Lia.

Selain itu, peserta juga diberikan materi bagaimana meningkatkan kepercayaan diri saat berhadapan dengan audiens, mempunyai gesture atau body language yang bagus, memiliki kharisma, memiliki suara yang enak di dengar, memperhatikan intonasi, serta tinggi rendah nada suara. 

Pada sesi akhir, dosen pendamping memberikan simulasi bagaimana menjadi MC yang baik; kemudian peserta akan dipandu untuk membuat sebuah naskah MC dan diperagakan langsung di depan semua peserta.

“Indonesia yang juga terkenal dengan negeri santri harus juga memperhatikan pengetahuan serta kemampuan para santri untuk menghadapi perkembangan serta daya saing saat ini dengan pembekalan ilmu pengetahuan, selain dari ilmu agama yang baik,” tutup Lia.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement