Senin 17 Jun 2019 08:00 WIB

120 Siswa Malaysia Belajar Syair di Tanjungpinang

Salah satu syair yang dipelajari siswa Malaysia di Tanjungpinang ialah gurindam 12.

Menulis (ilustrasi).
Foto: serc.carleton.edu
Menulis (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, TANJUNGPINANG -- Sebanyak 120 pelajar asal Malaysia mempelajari syair dan seni kebudayaan Melayu di Kota Tanjungpinang, Kepulauan Riau. Program pelatihan selama tiga hari tersebut diselenggarakan Balai Pelestarian Nilai Budaya dan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata setempat.

"Salah satu syair yang dipelajari ialah gurindam 12, syair tentang kebaikan dalam kehidupan ini menarik perhatian bagi para pelajar," kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Tanjungpinang, Surjadi, di Tanjungpinang, Ahad.

Surjadi mengemukakan, pelajar yang dinilai berprestasi dalam pelatihan tersebut kemudian tampil dalam pertunjukan yang diselenggarakan oleh mereka. Ia menjelaskan, dalam kegiatan itu Balai Pelestarian Nilai Budaya dan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata setempat hanya memfasilitasinya.

"Kami menyelenggarakan pelatihan, kemudian para pelajar melakukan pergelaran dan perlombaan atas biaya sendiri," katanya.

Kegiatan perdana yang diselenggarakan di Tanjungpinang itu menarik perhatian pelajar karena ada kesamaan kebudayaan dan seni antara Melayu asal Kepri dengan Malaysia. Fakta sejarah itu, kata dia, menunjukkan bahwa kebudayaan Melayu diwariskan dari Kerajaan Riau-Lingga-Pahang di Pulau Penyengat.

Karena itu, kata dia, para pelajar asal Malaysia diajak berkunjung ke Pulau Penyengat yang kaya akan sejarah Melayu. Sebagian dari mereka belum pernah mengunjungi Pulau Penyengat.

Di Pulau Penyengat, mereka juga tertarik dengan Masjid Raya Sultan Riau berwarna kuning.

"Ini masjid bersejarah yang menarik perhatian para pelajar," katanya.

photo
Warga bangunan interior Masjid Raya Sultan Riau Pulau Penyengat, Kepulauan Riau, Rabu (24/2).

Surjadi mengatakan kegiatan ini direncanakan dilaksanakan setiap tahun dengan melibatkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Pariwisata, Badan Bahasa dan Balai Pelestarian Nilai Budaya.

"Kami ingin kekayaan budaya melayu di Tanjungpinang dikenal masyarakat dunia. Kegiatan ini pula meningkatkan kunjungan wisman," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement