Senin 11 Mar 2019 22:00 WIB

Nasdem Desak Polisi Usut Tuntas Kondom Berlogo Jokowi-Maruf

Nasdem menilai kasus kondom berlogo Jokowi-Maruf cara kampanye biadab.

Rep: Zuli Istiqomah/ Red: Bayu Hermawan
Partai NasDem
Foto: Nasional Demokrat
Partai NasDem

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Partai Nasdem mengecam keras bertubi-tubinya fitnah yang menyerang calon presiden dan calon wakil presiden nomor urut 1, Joko Widodo - Ma'ruf Amin. Kali ini tersebar kondom dengan gambar Jokowi-Maruf Amin.

Wakil Sekjen Bidang OKK (Organisasi, Kaderisasi dan Keanggotaan) DPP Partai Nasdem, Hermawi Taslim mengatakan fitnah tersebut tanpa etika dalam kampanye. Ia heran yang selalu menjadi sasaran kampanye hitam dan tidak beretika adalah pasangan Jokowi-Amin.

Baca Juga

Politisi Nasdem itu mengatakan penyebaran foto kondom tersebut pasti dilakukan secara sengaja untuk merusak citra Jokowi-Amin. Tidak ada argumen lain kecuali bahwa penyebaran kondom itu sebuah bentuk pembusukan citra paslon Jokowi-Amin.

"Cara-cara biadab dan tidak beretika seperti itu tidak boleh ada toleransi sedikitpun. Harus dibasmi. Tidak boleh berkembang menjadi budaya politik di Indonesia," kata Taslim dalam siaran pers yang diterima Republika.co.id, Senin (11/3).

Wakil Direktur Hukum dan Advokasi Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-KH Ma'ruf Amin ini juga menegaskan, Nasdem mengecam sangat keras perilaku kampanye seperti itu. Kampanye model itu sudah tergolong hitam dan kotor dengan niat menjatuhkan lawan.

Bahkan ia mencurigai praktek kampanye kotor seperti itu tidak hanya merusak citra paslon nomor urut 01. Tetapi lebih jauh berniat memecah belah kesatuan dan persatuan bangsa dan negara Indonesia. Bukan tidak mungkin cara-cara seperti itu akan membangkitkan fanatisme paslon kemudian masyarakat diadu domba dan pecah belah.

"Nasdem berharap polisi harus sangat serius mengusut ini. Siapapun pelakunya harus dihukum. Kalau pun rakyat biasa,tetap harus diproses. Jangan sampai dimaafkan dengan alasan mereka hanya diperalat," jelasnya.

Seharusnya, tambah Taslim, pemilihan umum, baik pemilihan legislatif maupun pemilihan presiden merupakan wahana demokrasi yang bermoral, beretika dan sehat serta jauh dari praktik-praktik kebiadaban. Masa kampanye, khususnya kampanye pilpres, harus menjadi momentum pemaparan program, visi dan misi para kandidat agar publik mempunyai gambaran mengenai para calon pemimpin. Bukannya merusak sendi-sendi demokrasi dengan cara menyebarkan fitnah yang keji tidak bermoral seperti ini.

"Kita sungguh-sungguh mengecam bahkan mengutuk praktik seperti ini. Sudah melewati batas. Tidak beretika sama sekali. Karena itu penegakan hukum harus berjalan," tegasnya. 

Nasdem mengingatkan agar aturan hukum dan etika ada di atas segalanya. Pertarungan, kontestasi tetap harus dalam bingkai aturan-aturan dan kaidah demokrasi. Jangan memberikan ruang kepada pihak ke tiga atau ke empat menciptakan air keruh untuk mengadu domba masyarakat.

"Kita harus menjaga agar kontestasi ini berjalan di dalam koridor demokrasi dan aturan hukum. Sekali kita bermain fitnah, menyebarkan hoax dan sejenisnya, pihak ke tiga atau ke empat akan dengan mudah menumpangnya. Kita yang saling tuding, saling tuduh," katanya lagi.

Taslim kembali meminta polisi untuk secepatnya menyelidik penyebaran foto kondom tersebut dan membawanya ke meja hijau. Sehingga akan menjadi pelajaran bagi siapa saja bahwa setiap tindakan ada konsekwensi hukum.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement